Raden Ajeng Kartini atau yang dikenal sebagai R. A. Kartini merupakan salah satu tokoh emansipasi wanita Indonesia. Untuk mengenang jasanya, Mantan Presiden Soekarno Hatta menetapkan Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.
Sejarah perjuangan Kartini dalam mewujudkan emansipasi wanita dituangkan ke dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Namun, tak banyak yang tau kisah haru di balik buku itu. Kali ini, detikSumut telah merangkum kisahnya untuk detikers. Simak, yuk!
Kisah Haru di Balik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Di balik pesan inspiratif, Buku Habis Gelap Terbitlah Terang menyimpan kisah haru. Buku ini diketahui terbit setelah Kartini meninggal dunia.
Kartini menghembuskan napas terakhirnya pada 17 September 1904 di usia 25 tahun. Sebelumnya, Kartini telah menderita berbagai penyakit dalam kurun waktu beberapa bulan.
Dikutip dari situs itjen.kemdikbud.go.id, buku Habis Gelap Terbitlah Terang menghimpun surat-surat yang ditulis oleh Kartini semasa hidupnya. Kartini menuliskan berbagai topik yang berkenaan dengan kehidupan wanita Indonesia pada awal abad ke-20. Salah satunya, topik keterbatasan akses pendidikan yang menyayat hati.
Saat itu, Kartini menentang keberadaan perempuan Jawa yang tidak dapat diperkenankan untuk mengenyam pendidikan. Anak perempuan diharuskan untuk mengurung diri di rumah. Dia menekankan pentingnya pendidikan bagi wanita Indonesia dalam membuka pintu kebebasan.
Selain itu, Kartini juga mengkritik budaya patriarki yang turun-temurun di Indonesia. Tradisi patriarki dinilai merugikan kaum wanita, terutama praktik perjodohan dan poligami yang tidak mempertimbangkan kesediaan wanita yang bersangkutan.
Pasalnya, Kartini dijodohkan dengan pria yang tak dikenalnya di usia muda. Dia juga dituntut untuk mengabdi sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang baik. Oleh karena itu, Kartini bertekad untuk mengubah keadaan dengan menuliskan keluh hatinya di atas surat.
Surat-surat yang ditulis Kartini dikumpulkan oleh Mr. J.H. Abendanon. Kemudian, dijadikan sebagai sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang yang masih dicetak ulang hingga saat ini.
Keberadaan Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Dilansir dari detikNews, buku cetakan asli Habis Gelap Terbitlah Terang kini disimpan di Museum R. A. Kartini, Rembang, Jawa Tengah. Buku setebal 10 cm itu bersampulkan kertas berwarna putih. Dengan tinta berwarna emas, dituliskan "Door Duisternis Tot Licht" yang secara harfiah berarti "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" dan nama Kartini di bawahnya.
Buku tersebut diletakkan di dalam kotak transparan sehingga tidak disentuh oleh pengunjung museum. Hal ini dilakukan untuk menjaga keawetan buku bersejarah karya Kartini.
Meskipun telah pergi, jasa Kartini tak akan luput dari sejarah perjuangan emansipasi wanita. Demikian kisah haru di balik buku Habis Gelap Terbitlah Terang, karya Karya Kartini. Semoga bermanfaat, detikers.
Artikel ini ditulis Raphaella Ade Siallagan, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video Selvi Ananda Beri Pesan untuk Perempuan: Saling Menopang-Mendukung"
(afb/mff)