21 April Hari Kartini, Begini Sejarah, Tujuan dan Maknanya

21 April Hari Kartini, Begini Sejarah, Tujuan dan Maknanya

Salamah Harahap - detikSumut
Sabtu, 20 Apr 2024 07:30 WIB
Hari Kartini
Foto: Freepik
Medan -

21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari ini juga sering dimaknai sebagai hari bersejarah dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Lalu, apa sejarah di balik 21 April? Bagaimana tujuan dan maknanya bagi masyarakat Indonesia?

Dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan, Hari Kartini pertama kali resmi diperingati pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno. RA Kartini merupakan sosok pahlawan yang berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam hal emansipasi dan memperjuangkan hak-hak perempuan.

Sebelum merayakannya, kamu perlu mengetahui lebih dalam mengenai sosok dan perjuangan RA Kartini. Berikut detik sumut telah merangkum penjelasan mengenai sejarah, tujuan, dan makna Hari Kartini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Kartini

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) No Tahun 108 Tahun 1964, Hari Kartini resmi diperingati pada 21 April. Presiden Soekarno juga telah menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Dikutip dari laman Universitas Insan Cita Indonesia, RA Kartini merupakan seorang pahlawan yang lahir dari kalangan bangsawan. Ia adalah putri dari pertama dari Bupati Jepara Raden Mas Sosriningrat dan Guru Agama MA Ngasirah.

ADVERTISEMENT

Karena lahir di masa penjajahan, masih terdapat kesenjangan hak antara laki-laki dan perempuan terutama dalam bidang pendidikan. RA Kartini hanya mendapat pendidikan sampai setara Sekolah Dasar (SD) di Europesche Lagere School (ELS).

Oleh Ayahnya, RA Kartini diminta untuk menjadi putri bangsawan dan menaati adat istiadat. Setelah sekolah, RA Kartini banyak menghabiskan waktu di rumah. Namun Ia tidak hanya berdiam diri begitu saja, melainkan banyak menghabiskan waktu menggali ilmu pengetahuan dengan membaca buku.

RA Kartini juga terkenal dengan tulisan dan surat-suratnya. Ia seringkali mengirim surat kepada kawan-kawannya yang berdomisili di Belanda, salah satunya Bernama Rosa Abendanon. Surat-surat tersebut banyak membahas mengenai masalah perempuan, pernikahan paksa, dan poligami.

Surat-surat ini dikumpulkan hingga menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap dan Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht) oleh Mr. J. H. Abendanon. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu pada 1938 dan diterbitkan oleh Armijn Pane, sastrawan Pujangga Baru.

Setelah menikah, RA Kartini resmi mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang. Suaminya, Raden Adipati Joyodingrat mendukung penuh hal ini sehingga banyak terjadi perubahan dalam pendidikan, khususnya bagi kaum perempuan.

RA Kartini meninggal pada 17 September 1904 pada usia 25 tahun, tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya, Soesalit Djojodhiningrat.

Tujuan Diperingatinya Hari Kartini

Sebagai salah satu pahlawan nasional perempuan, RA Kartini banyak berjasa dalam memperjuangkan hak-hak dan emansipasi wanita. Jika tanpa jasa-jasanya, perempuan Indonesia belum tentu bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin.

Hari Kartini bertujuan untuk mengenang dan memperingati pengorbanannya agar hak-hak perempuan dapat didengar dan setara dengan laki-laki. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, namun juga dalam berbagai aspek.

Makna Peringatan Hari Kartini

Peringatan Hari Kartini memiliki makna tertentu terkait emansipasi dan hak-hak perempuan. Perempuan modern sudah dapat mewujudkan mimpi-mimpinya tanpa dibatasi oleh apapun. Oleh karenanya, kita perlu melanjutkan perjuangan RA Kartini dengan menjadi perempuan hebat sesuai dengan versi masing-masing.

Selain itu, peringatan Hari Kartini juga bermakna besar bagi seluruh perempuan di Indonesia untuk menjaga kehormatan dan martabatnya. Meskipun sudah diberi kebebasan untuk memilih mimpi dan keinginan, kita juga harus tetap berperilaku dan berbahasa dengan menjunjung tinggi wibawa dan etika.

Demikianlah uraian lengkap terkait sejarah, makna, dan tujuan diperingatinya Hari Kartini 21 April. Semoga dapat menginspirasi ya, detikers.

Artikel ini ditulis Salamah Harahap, mahasiswi magang merdeka di detikcom.




(nkm/mff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads