Berdasarkan keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024, Idul Fitri 2024 jatuh pada 10 April 2024. Sejalan dengan hal itu, Kementerian Agama (Kemenag) juga memprediksi Lebaran 2024 jatuh 10 April 2024 yang dirujuk dari Kalender Hijriah Indonesia 2024.
Itu artinya, umat Islam di Tanah Air diperkirakan akan merayakan Lebaran 2024 secara bersamaan. Sama seperti hari raya umat beragama lainnya, perayaan Lebaran juga dipenuhi dengan berbagai tradisi yang unik.
Salah satunya adalah kehadiran ketupat yang jadi menu paling dinantikan saat perayaan Lebaran. Nah, berikut ini detikSumut telah merangkum alasan kenapa Lebaran identik dengan ketupat. Simak ya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Ketupat di Perayaan Lebaran
Melansir dari artikel ilmiah "Makna Kultural Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Ketupat di Momen Lebaran: Kajian Antropologi Linguistik" oleh Alvina Maghfiroha dan Nurhayati, ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa bermakna sebagai ngaku lepat (mengakui kesalahan), jalan papat (empat tindakan), Idul Fitri (pintu ampunan terbuka lebar), dan laburan (menyucikan diri).
Ketupat menjadi salah satu jamuan istimewa bagi masyarakat Indonesia yang dijumpai pada momen-momen tertentu, salah satunya saat Idul Fitri. Secara umum, ketupat atau kupat dikenal sebagai masakan terbuat dari beras yang dimasak dengan cara direbus menggunakan anyaman janur atau daun kelapa.
Secara filosofi isian ketupat diibaratkan seperti nafsu manusia dan daun janur adalah jatining nur (cahaya hati). Oleh karena itu, ketupat dianggap sebagai sebagai simbol orang yang bisa mengendalikan nafsunya.
Asal Usul Ketupat di Perayaan Lebaran
Mengutip dari artikel ilmiah bertajuk "Nilai Pendidikan dalam Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Suku Jawa Tondano di Gorontalo" oleh Muh. Arif dan Melki Yandi Lasantu, tradisi kupatan pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Pengenalan ini terjadi saat Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Sosok Sunan Kalijaga juga yang memperkenalkan dua kali bakda yakni Bakda Lebaran yang bertepatan 1 Syawal dan Bakda Kupat yang berlangsung satu pekan setelah lebaran. Bakdo Ketupat menjadi tradisi yang sangat akrab dan masih dipertahankan hingga saat ini oleh umat Islam di seluruh tanah air, secara khusus di Jawa.
Merujuk dari situs Universitas Al-Falah As-Sunniyah, secara tradisional perayaan Bakda Lebaran dilakukan oleh masyarakat desa dengan berkumpul di suatu tempat seperti masjid. Sebagai perwujudan rasa syukur setelah berpuasa sebulan penuh, masyarakat akan membawa hidangan yang didominasi dengan ketupat sambil melakukan selamatan dengan seluruh warga.
Demikian penjelasan mengenai alasan kenapa Lebaran identik dengan ketupat. Semoga bisa menambah wawasan baru ya detikers.
Artikel ini ditulis Berkat Prima Telaumbanua, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.
(mjy/mjy)