Mendekati Hari Raya Idul Fitri, kita akan dijumpai dengan ucapan "Minal Aidin Wal Faizin" yang berseliweran di media sosial bahkan diucapkan oleh orang sekitar secara langsung. Ucapan ini seringkali diartikan sebagai "mohon maaf lahir dan batin". Benarkah demikian?
Ucapan "minal aidin wal faizin" sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam menjelang lebaran sampai selesai. Ternyata kalimat ini tidak memiliki arti "mohon maaf lahir dan batin". Lalu, apakah makna ucapan ini sebenarnya? Bagaimana cara yang tepat untuk membalasnya?
Kamu perlu mengetahui makna dibalik ucapan tersebut agar tidak keliru dan dapat membalasnya dengan benar. Yuk, langsung saja simak artikel di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Ucapan Minal Aidin Wal Faizin
Dikutip Dari buku "Lentera Hati" karya M. Quraish Shihab, dari segi bahasa, "minal aidin" berarti "(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali". Kembali yang dimaksud adalah kembali kepada fitrah, kembali suci, atau "agama yang benar".
Kalimat ini bermakna diharapkan umat Islam dapat kembali ke dalam kejadiannya dan menemukan "jati dirinya", atau dengan kata lain "kembali suci" seperti baru lahir dan mengamalkan ajaran agama dengan benar.
Sementara kalimat "wal faizin" diambil dari kata fawz yang berarti "keberuntungan". Kalimat ini berhubungan dengan makna ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menggunakan kata fawz. Contohnya pada Surah An-Nisa ayat 73 yang mengandung makna "pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surgawi".
Dengan begitu, kalimat "wal faizin" diartikan sebagai harapan dan doa, yaitu semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah SWT sehingga kita memperoleh kenikmatan surga-Nya.
Dengan adanya ucapan ini, Allah SWT memberikan petunjuk bagi kita untuk saling memaafkan, sebagaimana yang tertera dalam surah An-Nur ayat 23 berikut:
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٢٢
wa lâ ya'tali ulul-fadlli mingkum was-sa'ati ay yu'tû ulil-qurbâ wal-masâkîna wal-muhâjirîna fî sabîlillâhi walya'fû walyashfaḫû, alâ tuḫibbûna ay yaghfirallâhu lakum, wallâhu ghafûrur raḫîm.
Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat (nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Balasan Ucapan Minal Aidin Wal Faizin
Tidak ada dalil atau hadis yang secara spesifik menjelaskan mengenai ucapan ketika Idul Fitri. Dilansir dari buku "Kristen Bertanya Muslim Menjawab" karya Ahmad Nurcholish, berikut beberapa contoh kalimat balasan "minal aidin wal faizin" yang bisa detikers terapkan:
- Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu,
- Taqabbalallahu minna wa minkum. Taqabbal Ya Karim.
- Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga sepanjang tahun kamu dalam keadaan baik-baik saja.
- Taqabalallahu minna wa minkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga dosa dan kesalahan kita sama-sama diampuni oleh Allah SWT.
- Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal Aidin Wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin.
- Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
- Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal aidin wal faizin. Selamat menyambut hari kemenangan.
- Minal aidin wal faizin. Selamat hari raya idul fitri. Maafkan kesalahan saya baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
- Minal aidin wal faizin. Selamat hari raya idul fitri. Semoga kamu dan keluargamu selalu dalam keadaan baik-baik saja.
- Minal aidin wal faizin. Selamat hari raya idul fitri. Semoga Allah SWT meridai segala amal ibadah kita.
Demikianlah penjelasan mengenai kalimat ucapan "minal aidin wal faizin" yang kerap kali kita dengar pada hari lebaran. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi bagi detikers yang sebentar lagi akan bermaaf-maafaan.
Artikel ini ditulis Salamah Harahap, mahasiswi magang merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)