Malam Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang dinanti-nantikan kehadirannya bagi umat Islam. Tidak ada waktu pasti terjadinya malam ini, namun kita dapat menemukannya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dengan mengamati ciri-cirinya.
Kehadiran malam Lailatul Qadar ini dijelaskan dalam sebuah hadis sahih berikut:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari).
Lantas, bagaimana kita bisa mengenali kehadiran malam Lailatul Qadar? Apa saja ciri-ciri yang menandakan hadirnya malam ini? Untuk informasi lebih jelas, kamu bisa simak artikel berikut.
Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar
Dilansir dari buku "Paradigma Puasa Yang Hilang" karya Jumal Ahmad, M.A. dan laman resmi BAZNAS, berikut beberapa ciri-ciri malam Lailatul Qadar:
1. Sinar Cahaya yang Sangat Kuat dan Terang
Dibandingkan malam-malam lainnya, langit pada malam Lailatul Qadar begitu terang dan udara yang dirasakan sangat sejuk. Tanda ini bisa dilihat dari tempat yang tidak terkena polusi cahaya dan tidak terjangkau sinar listrik.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW pada hadis berikut:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِيْ الْعَشْرِ الْبَوَاقِيْ, مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ, وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ, تِسْعٌ أَوْ سَبْعٌ أَوْ خَامِسَةٌ أَوْ ثَالِثَةٌ أَوْ آخِرُ لَيْلَةٍ, وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.
Artinya: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan," dan Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR Ahmad).
2. Angin Berhembus dengan Tenang
Selain langit yang cerah, pada malam itu pula angin berhembus kencang dan tidak ada petir. Hal ini sesuai dengan hadis dari sahabat Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya aku melihat Lailatul Qadar kemudian aku melupakannya, Lailatul Qadar turun pada 10 akhir (bulan Ramadan) yaitu malam yang terang, tidak dingin, tidak panas, serta tidak turun hujan." (HR Ibnu Khuzaimah no. 2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan disahihkan oleh keduanya)
3. Matahari Terbit Pagi Harinya dalam Keadaan Tidak Menyilaukan
Di pagi hari, matahari bersinar tidak seperti hari-hari biasanya, tampak cerah dan tidak menyilaukan. Hal ini sesuai dengan hadis dari Ibnu Abbas dimana Rasulullah SAW bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاءُ
Artinya, "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR Ath-Thayalisi dan Al Baihaqi)
4. Matahari Terpancar Terang dan Berwarna Putih
Suasana pagi hari Lailatul Qadar ditandai dengan pagi yang hangat dan matahari yang bersinar cerah, berwarna putih namun tidak menyilaukan setiap mata yang melihatnya. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan pada hadis berikut:
هي اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعِ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
Artinya: Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke 27 (dari bulan Ramadan). Dan, tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru. (HR Muslim)
5. Malaikat Turun Membawa Kedamaian
Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an bahwa pada malam ini malaikat akan turun membawa kedamaian dan ketenangan di bumi. Ini menjadikan umat Islam yang beribadah akan merasa khusyuk dan tentram. Hal ini tercantum dalam surah Al-Qadar ayat 1-5 berikut:
نَّا أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالْرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِهِّمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar." (QS Al-Qadar [97]: 1-5)
Demikianlah 5 ciri-ciri malam Lailatul Qadar berdasarkan hadis dan Al-Qur'an. Semoga kita sebagai hamba Allah SWT dapat mengamati dan merasakan keistimewaan malam kemuliaan ini.
Artikel ini ditulis Salamah Harahap, mahasiswi magang merdeka di detikcom.
(astj/astj)