Gang Abadi yang berada di Lingkungan I, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Medan, ditembok oleh pihak Sekolah Swasta Global Prima National Plus School. Kondisi ini membuat akses keluar masuk warga yang bermukim di Gang Abadi menjadi terganggu.
Keberadaan Gang Abadi sendiri dinilai penting bagi akses warga sekitar untuk menuju Jalan Brigjend Katamso yang ada di bagian depan. Selain warga sekitar, gang itu juga dipakai oleh wali murid hingga guru sekolah Global Prima sebagai akses menuju sekolah.
Tembok tersebut berada di bagian belakang gedung sekolah. Terlihat gang itu ditembok menggunakan batu bata dengan ketinggian 3-4 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung sekolah Global Prima sendiri berada di dua sisi Gang Abadi. Pihak sekolah terlihat membuat jembatan penghubung dua gedung tersebut.
"Gang ini penting lah, maaf-maaf nya ya kalau ada yang sakit atau kebakaran, hanya gang ini yang bisa masuk ambulans atau mobil kebakaran," ujar warga sekitar bernama Salim saat ditemui Sabtu (2/3/2024).
Menurut Salim, keberadaan Gang Abadi sangat penting ketika ada peristiwa di permukiman tersebut. Sebab hanya Gang Abadi yang bisa masuk mobil ambulans atau pemadam kebakaran jika dari Jalan Brigjend Katamso.
Warga lain, Romino Ismail, menceritakan bahwa tembok tersebut sudah menutup Gang Abadi sejak tiga hari terakhir. Dia berkeyakinan gang Abadi merupakan jalan milik Pemerintah Kota Medan.
"Ini ditembok udah 3 hari ini lah. (Gang Abadi) ini untuk umum, sebelum saya lahir udah ada gang ini memang. Ini gang kota kemarin ada plang nya tapi sekarang nggak tahu lagi di mana," kata Romino.
Sepengetahuannya, Sekolah Global Prima berdiri 2009 silam. Awal pembangunan sekolah itu disebut sejak 2006.
Informasi yang didapatinya, alasan Global Prima menembok Gang Abadi karena telah membeli rumah dari warga. Lokasi rumah itu di sisi gang yang ada di belakang dibeli oleh pihak sekolah dari warga.
Pasca transaksi jual beli itu, pihak sekolah mulai melakukan penembokan Gang Abadi.
"Yang saya tahu setelah ada penjualan rumah sebelah kanan ini, di situ udah mulai ditutup," ucapnya.
Apa kata pihak Global Prima. Baca Halaman Berikutnya...
Romino mengaku perwakilan sekolah ada yang menemui warga dan menyebutkan jika gang itu telah dibeli sehingga mereka tembok. Namun perwakilan tersebut tidak menunjukkan bukti pembelian dan dibeli dari siapa.
"Kalau bertanya ke pihak sekolah nggak ada, tapi perwakilan pihak sekolah datang dan bilang kalau masalah penembokan ini karena sudah dibeli sama pihak Global Prima, saat ditanya suratnya pun mereka nggak ada ngasih," ujarnya.
Dia pun berharap agar tembok tersebut dibuka lagi. Sehingga warga tidak perlu memutar jauh untuk keluar dari permukiman padat penduduk itu.
"Harapannya ya tembok ini dibuka kembali lah, kalau bisa dibuat seperti gerbang aja seperti sedia kala, kalau mau ditutup yaa di jam-jam tertentu nggak ada masalah," bebernya.
Sedangkan menurut warga yang menjual tanahnya ke sekolah Global Prima sebelum ditembok, Mamak atau Bu Idar, membenarkan jika dia menjual tanahnya berukuran 16x17 meter. Namun dia membantah jika tanah yang dia jual termasuk Gang Abadi.
"Tanah yang kita jual yang ini (sambil menunjukkan denah di salinan sertifikat tanah yang dijualnya) 16x17 (meter), ini Gang Abadi nya, ini lah tanah kita yang kita jual, paling belakang," jelas Bu Idar.
Saat didatangi ke sekolah Global Prima, tidak ada pihak sekolah yang bisa memberikan keterangan. Sebab, berdasarkan informasi dari satpam sekolah itu, ada kegiatan di luar sekolah dan meminta agar datang kembali pada Senin (4/3).
"Saya sudah hubungi pihak sekolah, katanya Senin aja datang kembali ke sini," kata Satpam bernama Iwan.
Simak Video "Video: Heboh Kondisi Kandang Medan Zoo Viral Tak Terawat"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)