Bahaya! Panas Ekstrem Bisa Berakibat Stroke, Simak Penjelasan Dokter

Bahaya! Panas Ekstrem Bisa Berakibat Stroke, Simak Penjelasan Dokter

Tim detikHealth - detikSumut
Sabtu, 28 Okt 2023 02:00 WIB
Ilustrasi gelombang panas
Foto: Dok. Detikcom
Medan -

Sejumlah wilayah di Indonesia seperti Majalengka di Jawa Barat, Semarang, Jawa Tengah mengalami cuaca panas ekstrem dengan suhu mendekati 40 derajat celcius. Ternyata suhu panas ekstrem ini bisa berakibat stroke.

Menurut dr Mohammad Kurniawan SpNK, MSc, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), menjelaskan kaitan cuaca panas esktrem dengan stroke. Diakuinya ada peningkatan risiko stroke secara tidak langsung akibat cuaca ekstrem.

"Itu lebih disebabkan karena hubungannya ke dehidrasi, jadi kalau seandainya seseorang yang berada di cuaca ekstrem, kondisi minum airnya sedikit, itu bisa menyebabkan dehidrasi, meningkatkan risiko kekentalan darah," katanya dilansir detikHealth Sabtu (28/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekentalan darah akan meningkatkan risiko sumbatan di pembuluh darah yang dapat mengakibatkan stroke. Dia memastikan hal itu dapat dihindari dengan cara masyarakat memastikan tidak dehidrasi.

Persoalan stroke yang kemudian berkaitan dengan lingkungan adalah polusi. Polusi tidak hanya berbahaya bagi paru-paru hingga jantung, paparan udara buruk faktanya bisa memicu inflamasi kronik pada tubuh seseorang.

ADVERTISEMENT

"Nah inflamasi ini kalau tidak diatasi akan mengakibatkan kerusakan termasuk kerusakan pada dinding pembuluh darah, dan ini bisa memicu terjadinya sumbatan atau bahkan stroke pembuluh darah akibat pecahnya pembuluh darah, jadi memang link-nya atau hubungannya ke situ," pungkas dia.

Sebagai catatan, stroke menjadi penyumbang kematian terbesar nomor dua di dunia, sementara di Indonesia merupakan penyebab utama kematian.

Data di dunia mencatat 12,2 juta kasus baru stroke tercatat setiap tahun, satu dari tiga orang meninggal dalam hitungan detik. Selain itu, mengacu pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan risiko stroke juga mencapai lebih dari 50 persen dalam 17 tahun terakhir.

Sementara data di RI, prevalensi stroke naik 50 persen dari 2013 8,3 per seribu menjadi 12,1 per seribu penduduk berdasarkan catatan Riskesdas 2018.




(astj/astj)


Hide Ads