Awal Mula Terbongkarnya Dokter Lulusan SMA Praktek di RS PHC

Regional

Awal Mula Terbongkarnya Dokter Lulusan SMA Praktek di RS PHC

Tim detikJatim - detikSumut
Rabu, 13 Sep 2023 11:30 WIB
Ilustrasi Stetoskop Dokter
Ilustrasi (Foto: Infografis detikcom)
Surabaya -

Susanto pria yang lulusan SMA diterima sebagai dokter di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC) di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) karena memalsukan identitas. Setelah dua tahun akhirnya akal-akalan Susanto terbongkar.

Pegawai RS PHC Ika Wati, bercerita soal kecurigaannya ketika Susanto yang diminta mengirimkan dokumen pribadi justru mengirimkan berkas atas nama dr Anggi Yurikno. Berkas seperti dari FC Daftar Riwayat Hidup (CV), FC Ijazah, FC STR (Surat Tanda Registrasi), FC KTP, FC Sertifikat Pelatihan, FC Hiperkes, FC ATLS, sampai FC ACLS dibutuhkan pihak rumah sakit untuk memperpanjang kontrak kerja.

"Saya cek website ada perbedaan data, terutama foto yang muncul kok berbeda. Foto yang di website dengan foto yang dilampirkan waktu verifikasi ke saya dengan anggota IDI," ujar Ika Wati, salah satu pegawai RS PHC yang dihadirkan di persidangan PN Surabaya seperti dilansir detikJatim Rabu (13/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena perbedaan itu, dia pun mengecek keaslian sertifikat di website dan kecurigaannya itu ternyata benar. Berkas yang dikirimkan Susanto merupakan milik dr Anggi Yurikno bekerja di Rumah Sakit Umum Karya Pangalengan Bhakti Sehat Bandung. Temuan ini kemudian dilaporkan dan Susanto segera ditangkap polisi.

Aksi Susanto ini terhitung sudah dijalankan hampir sepertiga kontraknya atau selama 2 tahun. Sedangkan kontrak penuh yang terima dari PHC selama 7,5 tahun.

ADVERTISEMENT

Akibat ulah Susanto, Rumah Sakit PHC Surabaya merugi hingga Rp 262 juta. Motif Susanto nekat menjadi dokter abal-abal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Ternyata, aksi serupa pernah ia lakukan di Kalimantan. Terhitung, Susanto telah menjadi dokter selama 2 tahun dan menerima gaji dan tunjangan jutaan rupiah. Ia diketahui bekerja pada bagian Tenaga Layanan Clinic sebagai Dokter First Aid.

Dadik Dwirianto, pegawai di RS PHC Surabaya mengatakan Susanto tidak memeriksa pasien umum atau masyarakat. Melainkan, pegawai yang mengeluhkan sakit dan praktik di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu.

"Dia hanya periksa pegawai saja, seperti kondisi pegawai benar fit atau tidak, mulai tekanan darah, dan lain-lain," kata Dadik.

Dadik menambahkan aksi Susanto ternyata tak hanya dilakukan di RS PHC Surabaya saja. Tapi juga pernah dilakukan serupa di Kalimantan. Namun, Susanto dipastikan tidak akan mengeluarkan resep.

"Dia pernah melakukan hal yang sama di daerah Kalimantan," tutur Dadik.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads