Momen PHC Mulai Endus Aksi Tipu-tipu Susanto Si Dokter Gadungan Lulusan SMA

Momen PHC Mulai Endus Aksi Tipu-tipu Susanto Si Dokter Gadungan Lulusan SMA

Dida Setya Tenola, Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 12 Sep 2023 17:26 WIB
Susanto, lulusan SMA yang lolos jadi dokter gadungan selama 2 tahun di RS PHC Surabaya
Para saksi dari PHC yang dihadirkan di sidang dokter gadungan Susanto (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh ke tanah jua. Pepatah ini cocok disematkan pada aksi Susanto si dokter gadungan. Pria yang hanya lulusan SMA ini nekat melamar menjadi dokter di PT PHC dan diterima.

Meski penyamarannya hampir sempurna, namun, aksi tipu-tipu Susanto yang mencatut nama dr Anggi Yurikno akhirnya terendus pihak PHS. Kini, ia menjadi pesakitan di balik jeruji usai ulahnya memalsukan identitas terbongkar.

Corporate Secretary PT Pelindo Husada Citra, Imron Soewono mengatakan, meski bekerja di PTPHC, namun Susanto tidak bekerja sebagai dokter di RSPHC Surabaya. Melainkan, di klinik milik perusahaan PHC, yakni Klinik Occupational Health & Industrial Hygiene (OHIH), tepatnya di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imron menjelaskan, awal terbongkarnya kasus ini, yakni saat perpanjangan kontrak Susanto. Berdasarkan prosedur, PT PHC melakukan rekrudensial ulang, mulai dokumen terkait keprofesian, seperti Surat Tanda Registrasi (STR) yang harus diperbarui.

Jika STR masih berlaku, maka tidak dipermasalahkan dan bisa dilakukan perpanjangan kontrak. Namun, bila STR sudah tidak berlaku, para pegawai diminta memperbarui.

ADVERTISEMENT

"Pada saat STR ini disampaikan melalui head of Clinic atau manajer klinik, karena ini di-submit. Lalu dicek kok aneh (STR). Karena Head of Clinic ini juga dokter dan punya STR, loh kok beda ya STR ya formatnya (setelah dibandingkan dengan dokter lain)," jelas Imron kepada detikJatim, Selasa (12/9/2023).

Imron menambahkan, pihaknya langsung melakukan konfirmasi ke Susanto dan menanyakan perbedaan STR tersebut. Tak lupa, ia meminta STR yang lebih jelas. Namun, jawaban Sutrisno malah ambigu.

"Waduh nggak tahu saya, pokoknya saya dapat seperti itu," kata Susanto seperti yang ditirukan Imron.

Akhirnya, pihaknya melakukan pengecekan di website KKI.go.id, di sana memang terdapat dokumen STR tersebut. Tetapi, foto yang ada di website dan wajah Susanto berbeda.

"Setelah 2 tahun (bekerja) sudah bertemu manajer klinik, sudah hafal tampangnya, pada saat dicek di bulan April atau Mei 2023 dicek fotonya beda dengan yang bersangkutan. Nah akhirnya curiga dan segera lapor ke HRD, SDM, SDM lapor dan dibahas langsung investigasi, didatangi di tempatnya karena sebelumnya dipanggil nggak datang. Jadi ketahuannya pada saat kita melakukan rekrudensial. Antara April dan Mei," urainya.

Susanto saat itu melamar di PT PHC pada Juni 2020, tepatnya saat pandemi COVID-19. Saat itu, pihaknya sedang membutuhkan tenaga dan proses rekrutmen dilakukan secara daring.

"Waktu itu rekrutmen dilakukan secara online dan yang dipakai oleh yang bersangkutan ini dokumen-dokumennya asli tapi bukan milik dia, menggunakan milik orang lain dan kita cek di website KKI konsil kedokteran Indonesia, nomornya itu ada dan benar dan di Dikti juga benar ada memang lulusan dari universitas tertentu. Jadi secara dokumen semuanya benar tapi milik orang lain," bebernya.

Ternyata, Susanto baru diketahui PT PHC bahwa ia merupakan residivis aksi penipuan serupa. Ia berkali-kali pernah melakukan hal yang sama. Bahkan, ia pernah menjadi kepala rumah puskesmas atau kepala UPTD di Kalimantan.

"Untungnya di tempat kami bukan ditempatkan di rumah sakit yang meng-handle pasien yang mengobati pasien. Jadi untuk memastikan pegawai sehat atau tidak," pungkasnya.




(hil/hil)


Hide Ads