Ibadah puasa di bulan Muharam tak hanya terbatas pada puasa Tasua (9 Muharam) dan Asyura (10 Muharam), tetapi juga puasa di tanggal 11 Muharam. Memangnya, tanggal 11 Muharram puasa apa?
Bagi kamu yang penasaran, simak informasi tentang puasa 11 Muharram, mulai dari hukum, niat, hingga keutamaannya!
Puasa Apa di Tanggal 11 Muharram?
Untuk puasa di tanggal 11 Muharam, tidak ada sebutan khusus layaknya puasa Tasua dan Asyura. Pasalnya, puasa di tanggal 11 Muharam tergolong ke dalam jenis puasa sunah mutlak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disebutkan oleh Buya Yahya dalam video "Bagaimana Niat Puasa ditanggal 11 Muharram?" yang diunggah melalui kanal YouTube resminya.
"Karena itu (puasa 11 Muharram) termasuk golongan puasa sunah mutlak, bukan sunah yang dikukuhkan. (Puasa) mutlak itu seperti puasa Anda di hari-hari biasa," kata Buya Yahya dalam video tersebut, dikutip detikSumut, Jumat (28/7/2023).
Meskipun begitu, melakukan saum di hari tersebut juga tergolong dianjurkan oleh sebagian ulama.
Jika merujuk Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M (1444 H-1445 H) yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI, 11 Muharram 1445 H bertepatan dengan Sabtu, 29 Juli 2023.
Dalil tentang Puasa 11 Muharram
Terdapat satu hadis yang menyebutkan tentang anjuran berpuasa tiga hari sekaligus selama bulan Muharam, yakni pada 9, 10, dan 11 Muharam. Bunyi hadis tersebut adalah sebagai berikut:
"Berpuasalah pada hari sebelum dan sesudah Asyura." (HR. Al-Baihaqi, 4:287).
Ulama khilaf perihal kesahihan riwayat tersebut. Menurut Syekh Ahmad Syakir, hadis anjuran puasa 11 Muharram di atas berstatus hasan.
Akan tetapi, Syekh Al-Albani, Al-Hafidz Ibn Hajar, Syuaib al-Arnauth, dan lainnya menilai status hadis tersebut sebagai daif atau lemah. Diterangkan Syuaib al-Arnauth dalam Ta'liq untuk Musnad Ahmad:
"Sanadnya daif. Ada perawi Ibnu Abi Laila-namanya Muhammad bin Abdurrahman-hafalannya rusak. Sementara Daud bin Ali, beberapa ahli hadis meriwayatkan hadis darinya. Ibnu Hibban menyebutkan biografinya dalam kitab ats-Tsiqat, dan beliau berkomentar, 'Sering keliru.' Imam ad-Dzahabi berkomentar, 'Hadisnya tidak bisa dijadikan hujah.' (Ta'liq Musnad Ahmad, 4/52).
Walaupun berstatus lemah, beberapa ulama tidak mempermasalahkan pelaksanaan puasa di 11 Muharam atas beberapa sebab. Supaya lebih jelas, langsung baca bagian selanjutnya, yuk!
Hukum Puasa 11 Muharram
Para ulama memiliki alasannya masing-masing perihal bolehnya berpuasa di 11 Muharam. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Alasan 1
Menurut sebagian ulama, mengerjakan puasa 9, 10, dan 11 Muharram merupakan tingkatan puasa paling tinggi dari puasa Asyura. Sementara itu, mereka yang hanya berpuasa pada 9 dan 10 Muharam atau 10 Muharam saja berada di tingkatan yang lebih rendah.
Tingkatan puasa Asyura tersebut dijelaskan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Zaad Al-Ma'ad, 2:72.
Alasan 2
Puasa 11 Muharram boleh dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian apabila ragu dalam penentuan awal bulan Muharam. Hal ini seperti yang dijelaskan Imam Ahmad dalam Lathaif Al-Ma'arif (hal. 99):
"Jika ragu mengenai penentuan hilal awal Muharam, maka boleh berpuasa pada tiga hari sekaligus (hari 9, 10, dan 11 Muharam) untuk kehati-hatian."
Alasan 3
Dikatakan oleh Syekh Prof. Dr. 'Umar Al-Muqbil, orang yang tidak sempat mengerjakan puasa 9 dan 10 Muharam bisa menggantinya dengan puasa 10 dan 11 Muharam.
Alasan 4
Puasa 10 dan 11 Muharram bisa juga dikerjakan dengan tujuan menyelisihi puasa Asyura orang Yahudi, sekalipun yang disunahkan secara langsung oleh Rasulullah adalah saum di tanggal 9 dan 10 Muharam.
Hal ini seperti dijelaskan oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia:
"Yang afdal adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharam karena mengingat hadis (Ibnu 'Abbas), 'Apabila aku masih diberi kehidupan tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan.' Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11 Muharram), maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi." (Fatwa Syaikh Ibnu Baz).
Alasan 5
Puasa 11 Muharram tetap boleh dilakukan karena tidak menyimpang dari hadis Nabi tentang keutamaan berpuasa di bulan Muharam. Imam al-Albani, dalam Silsilah al-Huda wa an-Nur, mengatakan,
"Tidak masalah puasa tanggal 11 Muharam, bukan karena hadis yang menyebutkan hal itu, tetapi karena termasuk dalam sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Puasa terbaik setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharam.'"
Bacaan Niat Puasa 11 Muharram
Sebenarnya, niat puasa cukup dengan memantapkan keinginan untuk berpuasa di dalam hati, tanpa perlu melafalkan lagi niat, dilansir Rumaysho.
Kendati demikian, bagi detikers yang ingin tahu contoh niat puasa 11 Muharram seperti apa, kamu bisa coba mengamalkan bacaan berikut seperti dikutip dari laman NU Online:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ
Artinya: "Saya niat puasa Muharam karena Allah Ta'ala."
Keutamaan Puasa 11 Muharram
Riwayat yang spesifik menyebutkan keutamaan puasa 11 Muharram sendiri memang tidak ada. Namun, jika seorang muslim mengerjakannya, maka insya Allah orang tersebut mendapat keutamaan dari berpuasa di bulan Muharam.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharam). Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).
Di samping itu, disebutkan dalam laman Rumaysho, apabila seseorang mampu mengerjakan puasa di tanggal 9, 10, dan 11 Muharam sekaligus, maka dirinya telah terhitung menunaikan puasa tiga hari setiap bulan.
"Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari, no. 1979).
Jadi, puasa di tanggal 11 Muharram adalah segolongan dengan puasa sunah mutlak. Namun, karena dikerjakan di bulan Muharam, ibadah saum tersebut menjadi lebih utama, sesuai hadis Nabi SAW sebelumnya. Wallahua'lam bishawab.
(mff/dpw)