Gubsu Edy yang Dikritik Gerindra karena Tak Setuju Menhan dari Militer

Terpopuler Sepekan

Gubsu Edy yang Dikritik Gerindra karena Tak Setuju Menhan dari Militer

Tim detikSumut - detikSumut
Minggu, 09 Jul 2023 08:00 WIB
Prabowo Subianto dan Edy Rahmayadi (Nizar Aldi/detikSumut)
Menhan Prabowo Subianto dan Gubsu Edy Rahmayadi (Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi tak setuju posisi Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia diisi oleh kalangan militer. Gerindra Sumut bereaksi dan melayangkan kritik ke mantan Pangkostrad itu.

Edy mengatakan posisi itu sebaiknya diisi oleh rakyat biasa alias sipil. Hal itu disampaikan Edy ketika memberikan sambutan di acara Pelantikan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sumut.

Menurut Edy strategi dalam perang yang sama seperti strategi mengembangkan LPM. "Saya dulu mantan tentara. Dulu saya dididik untuk perang, itu tidak bisa perang sendiri. Ada namanya pola operasi," kata Edy dalam sambutannya saat acara, Kamis (6/7/2023) itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy mengatakan tentara berperang harus mendapatkan dukungan dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan pola operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).

"Dua-duanya sangat memerlukan rakyat. Kenapa? saya lompat dulu ke (pembahasan) bawah tadi, paragraf, susunan, operasi tadi itu diawali dengan cipta kondisi," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Edy bicara tentang strategi dalam perang untuk menahan serangan musuh yang salah satunya disebut operasi pertahanan pantai. Operasi-operasi ini diatur oleh Menteri Pertahanan.

"Siapa yang mengatur ini? Menhan. Siapa ini Menhan, haruskah militer? Saya tidak setuju Menhan itu dari militer," tuturnya.

Edy mengatakan saat ini hanya ada dua negara yang memiliki Menteri Pertahanan memiliki latarbelakang militer. Dua negara itu yakni Indonesia dan Myanmar.

"Di dunia manapun, saat ini Menhan yang dipimpin mantan militer itu Myanmar dan Indonesia," sebutnya.

Edy mengatakan jika dirinya lebih setuju jika posisi Menhan itu diisi oleh sipil. Alasannya karena perang itu melibatkan semua pihak yang ada di suatu negara, bukan hanya dari kalangan militer.

"Kenapa? Karena perang itu bukan hanya militer. Perang itu melibatkan semua yang ada di negara," jelasnya.

Respons Jubir Prabowo dan Gerindra Sumut di Halaman Berikutnya...

Jubir Prabowo Hormati Pendapat Edy Rahmayadi

Juru bicara (jubir) dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, tak mempersoalkan pendapat Edy Rahmayadi. Pasalnya, semua orang punya hak berpendapat.

"Setiap warga negara bebas beropini dan kita menghormati semua opini yang ada, itu ciri negara demokratis. Termasuk opini Pak Gubernur Edy tersebut, dan kami menghormati sebagai Gubernur Sumut beliau sampai mengomentari pertahanan kita. Itu luar biasa," kata Dahnil kepada wartawan, Kamis (6/7).

"Tapi, tentu ada yg berbeda pendapat alias tak sependapat dengan Pak Gubernur juga, dan saya yakin pasti beliau hormati," imbuhnya.

Dahnil kemudian berbicara soal keberhasilan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Dahnil menyebut pertahanan Indonesia jadi lebih baik saat Prabowo menjabat.

"Yang jelas, di tangan Pak Prabowo sebagai Menhan saat ini, pertahanan kita jauh lebih baik. Baik dari sisi diplomasi pertahanan menghadapi kondisi geopolitik dan geostrategis yang dinamis, termasuk upaya modernisasi alutsista, juga banyak perbaikan di industri pertahanan dan pendidikan militer, " sebutnya.

Dahnil mengatakan perbaikan itu dilakukan karena Prabowo memahami dunia militer. Pemahaman itu karena Prabowo memiliki latar belakang militer.

"Perbaikan dilakukan karena Pak Prabowo sangat paham dengan dunia militer dan pertahanan, berangkat dari latar belakang beliau sebagai mantan tentara," jelasnya.

Gerindra Sumut Kritik Pernyataan Gubsu Edy

Sekretaris Gerindra Sumut Sugiat Santoso heran dengan pendapat Edy Rahmayadi. Sugiat menilai pernyataan Edy itu konyol.

"Kami pikir ini pernyataan yang konyol ya. Karena kita tahu bersama, saat ini Pak Prabowo yang berlatar belakang militer memiliki segudang prestasi sebagai seorang Menteri Pertahanan," katanya.

Selengkapnya di Halaman Berikutnya....

Menurut Sugiat, seharusnya Edy tidak berbicara tentang latar belakang seseorang yang mengisi jabatan menteri. Edy disebut harus menilai prestasi dari orang tersebut.

"Jadi bukan karena dia militer atau tidak militer, tapi karena kemampuan dan prestasi. Kami juga yakin, dipilihnya Pak Prabowo oleh Pak Presiden Jokowi juga karena menilai kemampuan dan akhirnya dibuktikan dengan prestasi-prestasi tersebut," sebut Sugiat.

"Jadi tidak mungkin Pak Jokowi tidak mempertimbangkan latar belakang militer Pak Prabowo sebagai dasar memilihnya sebagai Menteri Pertahanan. Latar belakang, pengalaman itu lah yang kami yakin menjadi dasar Pak Jokowi memilih Pak Prabowo," imbuhnya.

Sugiat juga menyebut Prabowo juga dapat merangkul semua kelompok dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Hal ini disampaikannya untuk membantah pernyataan Edy.

"Pak Prabowo kan juga mampu merangkul semua golongan masyarakat. Hal itu yang membuat beliau saat ini menjadi sangat disegani hingga luar negeri," jelasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video KPK Bakal Panggil Bobby Kalau Ada Dugaan Terlibat Kasus OTT di Sumut"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads