Kasus inses atau hubungan seksual sedarah antara ibu dan anak buat geger masyarakat Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu diungkapkan sendiri oleh Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.
Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa hubungan seksual sedarah tersebut hanyalah berita bohong alias hoaks. Benarkah seperti itu?
Selengkapnya, berikut detikSumut rangkum fakta dan informasi terkini soal kasus inses ibu-anak di Bukittinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sejumlah Warga Bukittinggi Sebut Kasus Inses Ibu-Anak Hoaks
Warga dari Kurai V Jorong Bukittinggi menuding bahwa kasus inses antara ibu dan anak tersebut hanyalah berita bohong belaka. Mencuatnya isu tersebut ke publik, menurut mereka, telah mencoreng citra masyarakat Minang sedunia.
"Informasi yang dibeberkan Wali Kota Erman Safar sangat menyayat hati kami masyarakat Kurai V dan masyarakat Minang sedunia,"kata salah satu warga dari Kurai V Jorong, Taufik Datuak Laweh kepada wartawan, Senin (26/6/2023).
"Sejak informasi ini tersebar ke publik, kami sudah resah. Kami mempertanyakan (ke Wali Kota) tapi tidak ada respons," tambah dia.
2. Wali Kota Bukittinggi Dipolisikan
Bersamaan tudingan hoaks tersebut, Walkot Erman Safar dipolisikan oleh warga Kurai V Jorong. Sebelum melapor ke polisi, puluhan niniak mamak parik paga Kurai V Jorong berkumpul di Lapangan Kantin, Bukittinggi. Setelah itu, mereka long march menuju Polresta Bukittinggi.
Dalam rombongan ini, juga terdapat keluarga yang diduga sebagai pihak dari pelaku inses yang disebutkan Erman dalam pidatonya.
3. Polisi Terima 2 Laporan terharap Wali Kota Bukittinggi perihal Inses Ibu-Anak
Satreskrim Polresta Bukittinggi menerima dua laporan terkait Wali Kota Erman Safar. Erman dilaporkan ke polisi karena diduga menyebarkan kabar bohong terkait inses ibu-anak yang terjadi di daerah itu.
"Hari ini, kami menerima dua pengaduan dari masyarakat. Pertama, dari saudari EY melalui kuasa hukumnya yang melaporkan tentang pencemaran nama baik terhadap pemberitaan yang sebelumnya sudah viral. Pengaduan kedua adalah dari ninik mamak Kurai V Jorong terkait dengan pemberitaan bohong," kata Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal kepada wartawan, Senin (26/6).
"Yang dilaporkan adalah bapak Wali Kota Bukittinggi. Terkait informasi bohong, dugaan perbuatan inses antara ibu dengan anak kandungnya yang terjadi di Kota Bukittinggi," tambahnya.
4. Pengakuan Anak yang Dicurigai Pelaku Inses Berubah-ubah
AKP Fetrizal mengatakan, Polresta Bukittinggi telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang, termasuk MA, anak yang dicurigai sebagai orang melakukan inses.
Namun, dari keterangan sementara yang diperoleh polisi dari MA, kata Fetrizal, mereka belum dapat mengambil kesimpulan apakah benar telah terjadi inses atau tidak. Karena beberapa kali ditanya dengan pertanyaan yang sama, MA memberikan jawaban yang berbeda.
"Dari awal, MA mengakui ada inses dengan ibu kandung. Kami periksa kembali, MA sebut itu hanya halusinasi. Kami tanya kapan kejadian, dia bilang waktu SD, SMP, SMA. Jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah keterangan MA bisa dipertanggungjawabkan," ujar Fetrizal.
5. Pelaku Inses Diduga Berasal dari Luar Kota Bukittinggi
Erman menduga bahwa yang melakukan perbuatan menyimpang bukanlah warga asli Bukittinggi, melainkan banyak berasal dari luar kota.
"Untuk diketahui, yang kami amankan ini banyak berasal dari luar Bukittinggi. Kami menolak perilaku ini dan kedatangan mereka untuk melakukan aktivitas kotor mereka di kota kami. Kami akan buru terus," katanya kepada detikSumut, Jumat (23/6).
Fakta kasus inses ibu-anak di Bukittinggi yang lain ada di halaman selanjutnya...
6. Sudah Berlangsung Bertahun-tahun sejak Anak Masih SMA
Berdasarkan keterangan Erman Safar saat melakukan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, Rabu (22/6), hubungan seksual sedarah antara ibu dan anak tersebut sudah terjadi sejak lama, yakni saat si anak masih SMA.
"Anak kita, dari usia SMA. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya," kata Erman.
7. Ada Bapak di Rumah saat Inses Terjadi
Erman mengungkap, peristiwa inses itu justru terjadi saat keluarga sedang utuh. Diketahui, si bapak ada di rumah selama hubungan terlarang ibu dan anak berlangsung.
"Bapaknya ada. Ada bapaknya di rumah. Satu rumah. Coba bayangin, dunia sudah tua," katanya lagi.
8. Anak yang Disetubuhi Ibu Dikarantina
Bang Wako, sapaan akrab Erman, mengungkapkan bahwa anak yang bersetubuh dengan ibu kandungnya tersebut kini sudah dikarantina.
"Dia sekarang sedang kami karantina. Sedang kami karantina, warga kita," kata Erman.
"Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya. Percaya? Dunia sudah tua," imbuhnya.
9. Penyebab Inses menurut Sosiolog
Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menyebut kasus inses ibu dan anak tersebut adalah fenomena langka. Kebanyakan kasus ini melibatkan ayah dan anak dalam bentuk eksploitasi seksual.
"Kejadian yang di Bukittinggi adalah termasuk yang langka untuk konteks Sumbar, karena (inses) antara ibu dan anak laki-laki dan itu telah berlangsung tahunan. Ini gejala sosial yang sangat ironi di tengah banyaknya berbagai varian masalah penyimpangan seksual di Ranah Minang saat ini," kata Erianjoni kepada detikSumut, Jumat (23/6).
Eri lantas mengungkap tiga kemungkinan faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu. Pertama, bisa disebabkan oleh konsisi si ibu yang hiperseks. Karena punya hasrat seksual yang tinggi dan kurang puasa oleh si ayah, ia pun mengincar anak kandungnya sendiri.
"Hasrat seksual si ibu bisa saja tergolong hiperseks sehingga ketidakpuasan oleh si ayah sehingga anak menjadi sasaran untuk pemuas," katanya.
Faktor kedua, kohesi sosial yang salah, karena kedekatan yang berlebihan menyebabkan hilangnya sekat sosial yang membatasi hubungan tersebut.
Faktor ketiga, disebabkan oleh disfungsi peran ayah dalam menjalankan fungsi proteksi atau perlindungan anggota keluarganya dari berbagai problem hidup.
"Dari relasi sosial yang salah itu atau hubungan sosial yang terlarang tersebut lama kelamaan berbentuk dalam hubungan simbiotik atau saling membutuhkan antara ibu, yang butuh kepuasan seksual dan anak yang butuh kasih sayang dan uang untuk pemenuhan gaya hidup," terangnya.