3 Desa di Siak Diganjar Penghargaan Minamas Setelah Sukses Tangani Karhutla

Riau

3 Desa di Siak Diganjar Penghargaan Minamas Setelah Sukses Tangani Karhutla

Raja Adil Siregar - detikSumut
Senin, 19 Jun 2023 22:38 WIB
CEO Minamas Plantation, Adi Wira Abd Razak (baju putih) bersama Prof Hikmahanto Juwana
Foto: CEO Minamas Plantation, Adi Wira Abd Razak (baju putih) bersama Prof Hikmahanto Juwana (Raja Adil/detikSumut)
Siak -

Tiga desa di Siak, Provinsi Riau diganjar penghargaan dari Minamas Plantation. Penghargaan diberikan terkait peran aktif masyarakat atas kepedulian dalam menangani kebakaran hutan dan lahan.

Penghargaan diberikan oleh Minamas Plantation melalui anak usahanya PT Aneka Intipersada. Ketiga desa yang menerima penghargaan Desa Tualang Timur, Maredan, Koto Gasib dan Lubuk Dalam.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Polsek Tualang dan Koramil Tualang. Kedua institusi itu mendapat penghargaan karena aktif mempertahankan wilayahnya dari ancaman kebakaran lahan dan hutan sepanjang 2022 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikSumut, penghargaan itu diserahkan langsung oleh CEO Upstream Indonesia, Regional CEO. Terlihat hadir Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Prof Hikmahanto Juwana.

CEO Minamas Plantation, Adi Wira Abd Razak mengatakan penghargaan diberikan kepada desa yang peduli api atau siaga kebakaran hutan dan lahan. Program itu dinilai bentuk komitmen bersama dengan masyarakat setempat.

ADVERTISEMENT

"Kami sangat bangga kepada desa terutama para crew leader yang berhasil menjaga desanya dari api. Program ini merupakan bentuk komitmen Minamas Plantation kepada masyarakat karena kami menyadari bahwa masyarakat sekitar memegang peran penting dalam perlindungan lingkungan," kata Adi saat berbincang di lokasi, Senin (9/6/2023).

Selain itu, melibatkan masyarakat dalam memitigasi karhutla merupakan salah satu solusi internal untuk mengurangi dampak karhutla, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap dan sigap terhadap bahaya kebakaran di lingkungannya. Sehingga, melalui program ini perusahaan bersama-sama masyarakat di lapangan dapat mencegah serta menangani karhutla.

Adi menilai penghargaan diberikan kepada empat desa di dekat wilayah konsesinya sebagai wujud penting kelestarian lingkungan sekitar, termasuk bahaya karhutla khususnya di area gambut. Lewat program Masyarakat Peduli Api (MPA) ini nantinya diharap masyarakat sekitar dapat membantu pemadaman apabila terjadi karhutla di daerah sekitar.

Selain itu, Adi menilai penting kerja semua pihak menangani karhutla di Riau. Apalagi lahan di Riau berbeda dengan lahan lain di daerah rawan karhutka karena gambutnya cukup dalam dan sulit dipadamkan apabila sudah terbakar.

"Bagi kami sebagai pengusaha ini bukan tugas satu pihak, ini (karhutla) tugas dari semua pihak. Ini tugas kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah, ini 5 tahun lalu kita pelajari karena ada faktor," katanya.

Selain pemadaman, pencegahan juga dilakukan lewat patroli drone yang mampu menjangkau 18000 hektare. Tercatat ada drone jenis Mavic 2 Enterprise Advanced, pesawat tanpa awak skywalker yang bisa terbang 50 KM atau 500 hektare per sekali terbang.

Selain itu, ada pula pesawat VTOL Wingtra One Gen II. Pesawat itu biasa digunakan untuk patroli dan mendeteksi lokasi lahan terbakar dan titik hotspot untuk dilaporkan kepada petugas siaga di lapangan.

"Kami pastikan kesiapsiagaan bersama masyarakat sekeliling untuk memastikan di mana saja, kapan saja ada hotspot kita padamkan itu. Kami gunakan drone, kalau di Minamas kami pakai 32 drone menjangkau kawasan sejauh 180.000 hektare," katanya.

"Peralatan sudah kami pastikan alat-alat cukup. Semua bisa digunakan kapan saja, jika kita dapat laporan hotspot akan kita padamkan, tanggungjawab kita sampai 5 Km di luar konsesi dan sampai 50 km juga kita bantu karena kita punya alat lengkap," katanya lagi.

Sementara Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani, Prof Hikmahanto menilai penanganan karhutla di Riau khususnya Minamas tak perlu diragukan lagi. Tidak adanya kebakaran lahan adalah sebuah keberhasilan mitigasi dan pencegahan.

"Sebagai mitra kerjasama dari Minamas Plantation, kami menyaksikan sendiri bahwa Award yang digagas Minamas Plantation ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya pencegahan terjadi kebakaran hutan dan lahan. Program ini juga merupakan bukti keseriusan perusahaan dalam memitigasi Karhutla dengan melibatkan semua pihak sehingga bisa optimal," kata Prof Hikmahanto.

Sebagai akademisi, Hikmahanto melihat pemerintah dan perusahaan sudah cukup baik dalam penanganan karhutla. Hal ini dilihat dari tidak adanya kabut asap sejak melanda Riau beberapa tahun silam yang sempat diprotes negara tetangga.

"Saya datang ke sini melihat secara faktual di lapangan bagaimana kesiapsiagaan itu. Kesiapsiagaan di Minamas dan anak-anak perusahaan bersama perusahaan lain juga sudah lengkap, peralatan, SDM, kesadaran juga untuk menyelesaikan masalah ini,' kata Prof Hikmahanto.

Sementara dari sisi pemerintah, kerja sama dapat dilihat dari dilibatkannya relawan di daerah sekitar. Termasuk kerjasama para pihak dalam menangani kebakaran lahan.

"Deteksi itu bisa pakai drone, tetapi yang efektif adalah kalau masyarakat tahu dan masyarakat bisa mencegah. Diceritakan tadi buang puntung rokok juga bisa jadi masalah," katanya.

"Gambut itu katanya api dari bawah. Kalau kita tidak pernah ada di sini ya seperti di rumah. Dipadamkan atasnya selesai, tapi ini tidak," kata Hikmahanto lagi.

Terakhir, di bidang pencegahan Minamas Plantation juga ada program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014. Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektar.

Melalui program DMCA, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas. Beberapa program juga telah mulai dilakukan yaitu Program Guru Peduli Api yang melibatkan setidaknya 750 Guru dan Kepala Sekolah di 70 sekolah di sekitar wilayah operasional Perusahaan serta Program Penghargaan Desa Bebas Api.

Minamas telah bekerjasama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui Masyarakat Peduli Api (MPA). Hingga tahun 2020, Minamas Plantation telah bekerjasama dengan Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jambi dan Universitas Sriwijaya dan Universitas Palangkaraya.

Perpanjangan program ini terus dilakukan dan saat ini kerjasama dengan Universitas Tanjungpura untuk program yang sama dengan jumlah 5 desa yang akan mendapatkan pendampingan. Selain itu, pada tahun 2021 Minamas Plantation juga telah mengadakan pelatihan dan sosialisasi bahaya Karhutla bagi 150 masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan di Kabupaten Indragiri Hilir melalui program Masyarakat Pesisir Peduli Api (MPPA).




(ras/afb)


Hide Ads