Di Indonesia, metode penentuan awal puasa Ramadan biasanya dilakukan dengan menggunakan dua metode utama yakni hisab dan rukyat. Dua metode ini tentu berbeda satu sama lain.
Secara umum, metode hisab adalah metode penentuan awal bulan Ramadan berdasarkan perhitungan astronomi yang dilakukan oleh Lembaga Falakiyah, seperti Hisab Rukyat (HR) atau Kalender Ummul Qura (KUQ). Metode ini dilakukan dengan menghitung gerakan bulan dan matahari secara astronomis untuk menentukan kapan bulan baru dimulai.
Sementara metode rukyat adalah metode penentuan awal bulan Ramadan berdasarkan pengamatan langsung bulan sabit dengan mata telanjang. Pengamatan bulan sabit ini dilakukan pada malam tanggal 29 bulan Syakban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikHikmah, dua metode tersebut merujuk pada cara yang dilakukan oleh dua ormas Islam besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Nahdlatul Ulama biasanya menentukan awal Ramadan menggunakan metode rukyatul hilal. Sementara Muhammadiyah menentukan awal Ramadan dengan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Penentuan Awal Puasa Ramadhan 2023
1. Metode Rukyatul Hilal
Mengutip dari laman NU Online, metode rukyatul hilal adalah pengamatan hilal yang dilakukan dengan cara melihat secara langsung menggunakan mata kepala atau menggunakan teleskop.
Mayoritas ulama jumhur hingga saat ini masih berpedoman pada metode rukyat untuk menentukan awal bulan Ramadan dan bulan Syawal.
Apabila pengamatan secara langsung menggunakan mata kepala tidak terjadi, misal salah satu sebabnya karena terhalang awan, maka keputusan hasil rukyatul hilal akan menggenapkan bulan Sya'ban atau Ramadan menjadi 30 hari yang disebut dengan istikmal.
Hal tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيتهم فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما
Artinya: "Berpuasalah kamu ketika telah melihat hilal Ramadan dan berhentilah kamu berpuasa ketika telah melihat hilal bulan Syawal. Jika hilal tertutup bagimu, maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim).
Metode rukyatul hilal digunakan oleh Nahdlatul ulama dengan melakukan pengamatan di beberapa titik. Tahun ini, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) akan menggelar rukyatul hilal (pengamatan hilal) pada hari Rabu (22/3/2023) dan akan disampaikan pada forum sidang isbat Kementerian Agama RI.
2. Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal
Melansir dari laman muhammadiyah.or.id, metode hisab hakiki mengacu pada pergerakan bulan di langit sehingga permulaan dan berakhirnya bulan kamariah didasarkan pada kedudukan atau perjalanan bulan.
Penggunaan metode hisab hakiki oleh Muhammadiyah disebabkan oleh perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran bulan dan matahari menurut hisab ini harus sebenar-benarnya berdasarkan kondisi bulan dan matahari pada saat itu.
Metode hisab hakiki digunakan dengan kriteria wujudul hilal yaitu matahari terbenam lebih dahulu daripada bulan meskipun hanya berjarak satu menit atau kurang.
Dengan metode hisab hakiki wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila di hari ke-29 ketika matahari terbenam telah memenuhi tiga syarat, di antaranya telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan masih di atas ufuk.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa.
Muhammadiyah telah mengumumkan penentuan awal puasa Ramadan 2023 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Sebagaimana tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah, tanggal 1 Ramadan 1444 H sebagai awal puasa Ramadan akan dimulai pada hari Kamis, 23 Maret 2023 M.
Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Menurut Kemenag
Penentuan awal puasa Ramadan 2023 menurut Kementerian Agama (Kemenag) akan ditentukan melalui hasil sidang isbat dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan dengan metode hisab serta hasil konfirmasi lapangan melalui metode rukyatul hilal.
Mengutip dari laman Kanwil Kemenag DKI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag akan menggelar sidang isbat sebagai penentuan awal puasa Ramadan 1444 H pada hari Rabu, 22 Maret 2023.
"Seperti biasa, Sidang Isbat Awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Sya'ban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023," jelas Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, di Jakarta, Rabu (8/3/2023).
(dpw/dpw)