Penentuan Awal Puasa Ramadan, Bagaimana Aturannya?

Penentuan Awal Puasa Ramadan, Bagaimana Aturannya?

Mira Rachmalia - detikJatim
Selasa, 18 Feb 2025 06:00 WIB
Ilustrasi doa puasa Syaban.
Ilustrasi Puasa Foto: Freepik/Freepik
Surabaya -

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan. Bulan suci ini menjadi momen berharga bagi seluruh muslim untuk lebih dekat dengan pencipta. Banyak amalan yang sangat dianjurkan dikerjakan umat muslim saat memasuki bulan Ramadan. Salah satu amalan wajib adalah puasa Ramadan.

Tak hanya menahan rasa lapar, haus dan marah, puasa ramadan menyimpan keberkahan dan keutamaan yang luar biasa. Puasa ramadan adalah kesempatan bagi muslim untuk membersihkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pahala yang berlipat ganda.

Sehingga waktu penentuan awal ramadan sangat ditunggu dan dinanti oleh umat Islam. Berikut ini tanggal awal puasa Ramadan 2025 menurut Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan pemerintah. Simak penjelasannya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Menentukan Awal Puasa

Dilansir dari berbagai sumber, ada dua cara penentuan awal Ramadan yang dapat dipilih yaitu metode rukyatul hilal dan hisab hakiki wujudul hilal.

Dua metode ini merujuk pada Hadits Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:

ADVERTISEMENT

"Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Syaban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim, hadits no.1776).

1. Metode Rukyatul Hilal

Penentuan puasa awal Ramadhan dengan metode ini artinya didasarkan pada penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung yang berbentuk sabit atau belum terlihat bulat dari bumi. Metode ini tertulis dalam Al-Qur'an. Tepatnya dalam surat Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman :

Artinya: "Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut."

Bulan sabit ini merupakan fenomena alam yang terjadi pada fase awal bulan baru yang dikenal sebagai hilal. Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), dijelaskan metodologi penentuan awal bulan Qamariah, baik untuk menandai permulaan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya harus didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (rukyatul hilal bil fily).

Pengamatan ini dilaksakana pada hari ke-29 atau malam ketigapuluh bulan berjalan. Jika sudah terlihat danya hilal maka bulan baru sudah dimulai. Sebaliknya jika hilal tidak terlihat maka esok hari masi termasuk bulan berjalan atau hari ke-30 dari bulan tersebut.


2. Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Metode ini merupakan metode penentuan awal bulan melalui perhitungan astronomis. Ada 3 syarat kriteria dalam penentuan dengan metode ini:

Telah terjadi ijtimak (konjungsi)
Ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam. Pada saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).

Metode ini meyakini adanya hilal meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang selama memenuhi kriteria tersebut. Metode ini juga tercantum dalam Al-Qur'an tepatnya dalam Surah Yasin Ayat 39-40, Allah SWT berfirman :

Artinya: "Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua," "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

Metode ini dilakukan oleh para ulama yang memahami ilmu hisab yang mengumpulkan pola peredaran bumi, bulan, dan matahari. Pola tersebut menjadi dasar perhitungan penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri.

Dikutip dari buku pedoman hisab Muhammadiyah, hisab berasal dari bahasa Arab yaitu al hisab yang mempunyai arti perhitungan atau pemeriksaan. Sedangkan dalam bidang fikih, hisab menyangkut penentuan waktu-waktu ibadah. Metode hisab digunakan untuk penentuan pelaksanaan ibadah, seperti Waktu salat, puasa, lebaran maupun pelaksanaan ibadah Haji.


Awal Puasa Muhammadiyah dan Pemerintah

Muhammadiyah telah menyandarkan penanggalannya sesuai Kalender Hijriah Global Tunggal (KGHT) sesuai metode hisab. Berdasarkan informasi yang termuat dalam kalender ini, tanggal 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 1 Maret 2025 Masehi. Pada tanggal tersebut, anggota Muhammadiyah akan memulai ibadah puasa Ramadan.

Sedangkan, penentuan awal puasa 1 Ramadan 1446 Hijriah versi pemerintah akan ditetapkan melalui sidang isbat sesuai dengan metode rukyatul hilal dengan perhitungan astronomis. Terkait pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1446 Hijriah ini akan dilaksanakan pada hari ke-29 Bulan Syaban. Jadwal tepatnya akan diumumkan lebih lanjut.

Demikian detikers cara menentukan awal Ramadan beserta tanggal 1 Ramadan 1446H/ 2025 Masehi. Semoga ibadah puasa tahun ini berkah dan lancar




(ihc/fat)


Hide Ads