Kurang dari dua minggu lagi, umat Islam akan memasuki 1 Ramadan 1444 H/2023 M. Biasanya, sebelum menyambut 1 Ramadan 1444 H/2023 M ada beberapa tradisi yang selalu diadakan dari tahun ke tahun.
Di Pulau Sumatera sendiri, tradisi menyambut Ramadan diadakan dengan keragaman yang berbeda. Tradisi menyambut Ramadan di Pulau Sumatera ini dimeriahkan dari semua kalangan.
Kira-kira bagaimana tradisi menyambut Ramadan yang ada di Pulau Sumatera? Berikut detikSumut hadirkan daftarnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tradisi Menyambut Ramadan
1. Marpangir (Sumatera Utara)
Di beberapa daerah di Sumatera Utara seperti Asahan dan Padangsidimpuan, terdapat tradisi marpangir. Marpangir dilakukan masyarakat setempat sebelum menyambut Ramadan.
Makna Marpangir sebagai tradisi menyambut Ramadan diartikan sebagai bentuk pembersihan diri. Dalam pelaksanaannya, marpangir dilakukan dalam bentuk mandi dengan sejumlah ramuan. Dalam pelaksanaan marpangir diperlukan ramuan seperti bunga-bunga dan jeruk purut.
![]() |
2. Meugang (Aceh)
Di ujung Pulau Sumatera juga terdapat tradisi menyambut Ramadan. Namanya Meugang. Meugang dilakukan masyarakat Aceh dengan cara menyembelih kambing atau kerbau/sapi sebelum memasuki bulan puasa.
Menurut ceritanya, tradisi yang dilakukan di daerah yang berjulukan Serambi Mekah ini telah ada sejak 1400 masehi.
![]() |
3. Pacu Jalur (Riau)
Disebutkan telah ada sejak tahun 1900-an. Masyarakat Riau yang menyambut Ramadan biasanya melakukan tradisi ini.
Dalam pelaksanaannya, tradisi pacu jalur diadakan di Kabupaten Kuantan Singingi. Menggunakan kapal panjang yang digerakkan beberapa orang dewasa. Nantinya setiap peserta akan bertanding menuju garis akhir dan para pemenang akan dilombakan hingga mendapatkan satu juara.
![]() |
4. Malamang (Sumatera Barat)
Berpindah ke Sumatera Barat (Sumbar). Terdapat tradisi menyambut Ramadan di Sumbar yang disebut malamang. Secara harfiah, malamang adalah tradisi menyambut Ramadan dengan membuat lemang.
Nantinya, tradisi malamang ini akan dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bahan masakan seperti ketan, santan, daun pisang, dan bambu. Bahan-bahan itu nantinya dimasak dengan api membara seperti membuat lemang pada umumnya.
![]() |
5. Ziarah Kubro (Sumatera Selatan)
Tradisi menyambut Ramadan satu ini bukan sekadar berziarah semata. Ziarah kubro yang dilakukan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) sedikit unik. Pasalnya, ziarah kubro merupakan kegiatan berziarah massal ke makam-makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap juga disebut 'waliyullah'.
Uniknya lagi, ziarah kubro hanya dilakukan bagi laki-laki masyarakat Sumsel. Nantinya para laki-laki yang berziarah akan beramai-ramai menuju makam ulama yang telah ditentukan.
Tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan di sejumlah daerah seperti Palembang, Kawah Tekurep, Seberang Ulu, Kambang Koci 5 Ilir, dsb.
![]() |
6. Belangiran (Lampung)
Berpindah ke Lampung, terdapat tradisi menyambut Ramadan yang disebut belangiran. Secara harfiah, belangiran merupakan tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan dengan mandi suci.
Belangiran dilakukan secara komunal bagi masyarakat Lampung. Nantinya masyarakat Lampung yang melaksanakan belangiran akan mandi dengan syarat air langir, bunga tujuh rupa, setanggi, dan daun pandan.
![]() |
7. Bebantai (Jambi)
Di Jambi terdapat tradisi menyambut Ramadan yang disebut bebantai. Bebantai diartikan sebagai tradisi membantai atau memotong hewan seperti kerbau dan sapi dalam rangka menyambut datangnya Ramadan.
Pelaksanaan bebantai juga beragam. Diketahui bebantai bisa dilakukan oleh lembaga keagamaan, perkumpulan masyarakat, dan perseorangan.
Nah, itulah sejumlah tradisi menyambut Ramadan yang ada di Pulau Sumatera detikers. Apakah di daerahmu juga ada tradisi saat menyambut Ramadan?
(nkm/nkm)