Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara M Lokot Nasution menyebut sejumlah ketum parpol telah mendatangi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kedatangan ketum parpol itu dalam rangka meminta Partai Demokrat untuk menyuarakan penolakan terhadap sistem pemilu proporsional tertutup.
Awalnya Lokot bercerita bagaimana tahun 1998 pemuda dan mahasiswa memperjuangkan agar adanya perubahan. Air mata, darah tumpah di momen itu yang hasilnya bisa dinikmati saat ini.
"Kami akan tetap memperjuangkan sistem pemilu proporsional tertutup," ujar Lokot di Medan, Senin (27/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian menceritakan banyak dampak buruk yang akan terjadi apabila pemilu berubah menjadi sistem proporsional tertutup. Kata dia, dengan sistem itu peluang masyarakat biasa untuk berkarir di politik akan hilang. Selain itu masyarakat juga tidak akan tahu siapa calon anggota legislatif yang akan duduk di parlemen nanti.
"Seperti membeli kucing dalam karung, karena nanti hanya partai yang dipilih. Mohon maaf saya tidak ada keturunan ningrat dari mana pun. Tidak ada kesempatan saya untuk seperti ini," ungkapnya.
"Nggak tahu nanti siapa yang dipilih masyarakat, bisa pembunuh, pencuri dan sebagainya," lanjut dia.
Kemudian Lokot bercerita ada sejumlah pimpinan partai yang mendatangi SBY. Mereka meminta agar Demokrat terus bersuara terhadap penolakan sistem pemilu proporsional tertutup.
"Di DPR itu ada sembilan fraksi. Delapan di antaranya menolak, hanya PDIP yang mendukung. Mereka ketum parpol datang ke SBY minta Demokrat bersuara (penolakan). Itu ada, tapi tak usah saya sebutkan siapa orangnya," jelas dia.
Hanya saja Lokot mempertanyakan kenapa parpol lain takut menyuarakan sistem pemilu proporsional terbuka. Padahal mereka tak sepakat dengan sistem proporsional tertutup.
"Kenapa kok takut," tanya dia.
SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, beberapa waktu lalu menyuarakan dan berpendapat agar sistem pemilu tak diubah menjadi proporsional tertutup.
"Bagaimana Pak Jokowi yang pengusaha mebel bisa jadi presiden hari ini. Kalau dipakai sistem proporsional tertutup, itu tidak akan terjadi," tuturnya.
Lokot menambahkan narasi yang menyebut pemilu sistem proporsional tertutup dalam rangka menghemat anggaran juga tidak tepat. Menurut dia, tidak tepat membandingkan penghematan anggaran dengan sistem pemilu proporsional tertutup.
"Kalau negara berhemat kenapa tidak proyek IKN (Ibu Kota Negara) dan jalan tol yang dihentikan. Itu tidak apple to apple membandingkan penghematan anggaran dengan perubahan sistem pemilu proporsional tertutup," tuturnya.
Partai Demokrat Sumut, dikatakan Lokot memasang target tinggi pada Pemilu 2024 mendatang.
"Untuk DPR RI kami targetkan enam kursi. DPRD Provinsi 20 kursi agar bisa usung calon gubernur sendiri. Sedangkan untuk DPRD kabupaten/kota 148 kursi," katanya.
Lokot menambahkan saat ini Partai Demokrat Sumut sudah mempersiapkan nama-nama yang akan bertarung untuk Pemilu 2024.
"Line up yang akan naik ring sudah kami persiapkan," sebutnya.
Simak Video "Video SBY: Jangan Takut Siapapun Jika Kedaulatan Partai Mau Dirampas!"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/nkm)