Aceh

Kala Rohingya Pinjam HP Nelayan untuk Kabari Keluarga Usai Terdampar di Aceh

Agus Setyadi - detikSumut
Senin, 09 Jan 2023 09:32 WIB
Pengungsi Rohingya terdampar di Aceh. (Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry)
Banda Aceh -

Hanafiah menghentikan pekerjaannya kala melihat sebuah kapal berlabuh tak jauh dari bibir pantai Kuala Gigieng, Desa Baro Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Dari kejauhan, nelayan itu menyaksikan orang-orang di perahu melompat ke air lalu berlari ke daratan.

Dia langsung bergegas menuju lokasi. Bersama seorang temannya, dia berangkat ke tempat orang-orang tersebut menggunakan motor. Namun baru setengah perjalanan, kendaraannya mati.

"Kami akhirnya jalan kaki. Ketika kami tiba di sini sebagian mereka sudah di daratan," kata Hanafiah, Minggu (8/1/2023).

Setiba di lokasi, Hanafiah baru mengetahui orang-orang itu adalah pengungsi Rohingya, Myanmar. Dia lalu menghubungi panglima laot dan warga kampung.

Dalam hitungan menit, masyarakat serta aparat keamanan meluncur ke lokasi. Hanafiah melihat anak-anak, perempuan dan lelaki dewasa turun dari kapal.

Para imigran juga membawa turun tas serta karung berisi barang bawaan. Mereka berkumpul di pantai.

"Air di sekitar kapal tempat mereka loncat itu setinggi dada," jelas Hanafiah.

Teman Hanifah dapat berbahasa Melayu sehingga sempat bertutur dengan imigran. Dia hanya mematung mendengar pembicaraan mereka.

Tiba-tiba, seorang pengungsi Rohingya meminta ponsel Hanafiah untuk menghubungi keluarganya. Tapi Hanafiah enggan memberikannya.

Personel Polri mengawal pemindahan sejumlah imigran etnis Rohingya yang terdampar di pantai di kawasan Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (8/1/2023). Sebanyak 184 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 69 laki-laki, 75 perempuan, dan 40 anak-anak dipindahkan ke penampungan sementara di UPTD Dinas Sosial Aceh, di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar usai terdampar di pantai di kawasan Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. (ANTARA FOTO/Khalis Surry/Lmo/YU)

"Dia ngaku mau hubungi ayahnya di Malaysia. Tapi nggak saya kasih HP-nya, saya bilang nggak ada paket," ujar Hanafiah.

Hanafiah berkisah, pantai tempat pengungsi Rohingya terdampar biasanya selalu ramai dengan pemancing. Pantai itu dilarang untuk wisata karena digunakan nelayan sebagai tempat melabuh pukat.

Lokasi mereka terdampar tak jauh dari pintu masuk Kuala Gigieng. Tempat tersebut hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda.

"Kami di sini melabuh pukat. Pemancing juga ramai di daerah sini," jelasnya.

Setelah tiba petugas gabungan TNI, Polri dan pihak terkait lainnya, imigran Rohingya dikumpulkan terpisah antara laki-laki dan perempuan. Mereka didata dan berikan makanan.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...



Simak Video "Video: Alasan yang Membuat Pengungsi Rohingya Memilih Aceh"

(agse/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork