Namanya Derli Alfira Tifa, bocah perempuan berusia 3 tahun itu mengidap penyakit hidrosefalus sejak lahir. Anak pertama dari pasangan suami-istri yakni Friandeni (25) dan Desipurwati (23) kini hanya bisa terbaring lemah di kasurnya.
Penyakit hidrosefalus yang merupakan penumpukan cairan di rongga otak itu diidap oleh Derli selama ia terlahir di dunia. Sejak mengidap penyakit pembesaran di kepala, tentunya sudah berbagai cara dilakukan orang tua Derli demi kesembuhan si buah hatinya.
Sudah 3 tahun sakit yang diidap Derli ini tak kunjung ada perubahan, meski sudah bolak-balik di bawa ke rumah sakit untuk pengobatan, namun ukuran kepala yang kian hari kian membesar itu membuat bocah perempuan ini kondisinya sudah semakin memperihatinkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, sakit yang dialami Derli ini juga membuat dirinya sulit tidur ketika malam harinya. Selain kepala yang membesar, kondisi tubuh Derli juga kian hari semakin mengurus lantaran sakit yang diderita dan gatal-gatal di sekujur tubuhnya itu.
"Jadi awal dari sakit anak saya ini sudah dari sejak lahir ya, dari usianya 7 hari saja anak saya ini sudah harus dioperasi buat kesembuhannya. Operasi awal itu kami tidak memakai BPJS, melainkan umum dengan total Rp 35 juta," kata Purwati ibu dari Derli saat bercerita kepada detikSumut, Sabtu (7/1/2023).
Selama usia Derli 3 tahun, operasi yang sudah dijalani Derli ini sudah sebanyak 3 kali. Namun selama operasi, sampai kini kondisi kepala Derli tetap saja membesar.
"Kalau operasi kedua dan ketiga itu kami kemudian memakai BPJS, karena tak sanggup lagi biaya operasinya itu. Tetapi meski pakai BPJS namun kan biaya obat dan lain sebagainya buat anak kami tentu tetap memakai biaya sendiri kan yang kami keluarkan," ujar Purwati.
Sejak operasi ketiga dilakukan pada bulan September 2022 lalu, sampai kini Derli hanya dirawat seadanya saja di rumah. Karena tidak memiliki lagi biaya, uang tabungan yang mereka punya sudah tidak sedikitpun tersisa.
Tak terhitung sudah berapa harta benda yang telah terjual oleh Friandeni dan Desipurwati untuk pengobatan anaknya itu. Mulai dari tabungan yang habis, serta motor dan harta yang mereka punya, juga sudah terjual semua demi biaya pengobatan Derli 'Bocah kecil yang butuh uluran bantuan kesembuhan'.
"Sekarang sejak operasi ketiga, anak kami ini di rawat seadanya saja, kami hanya bisa rawat semampunya saja, buat beli obat karena uang buat pergi sana sini untuk lakukan operasi kami tidak punya lagi. Memang operasi ditanggung BPJS tetapi kan buat biaya lainnya itu pasti ada, itu yang kami tidak punya lagi," ucap Purwati.
Baca selengkapnya di halaman berikut....
Apalagi, kondisi ekonomi Purwati juga sudah terpuruk sejak suaminya tidak lagi bekerja. Suaminya harus merasakan di PHK dari perusahaannya lantaran setiap hari meski berjaga dan sibuk merawat si buah hatinya itu.
"Saat ini uang kami sudah tidak ada lagi, suami sudah tidak kerja lagi dia dulunya kerja jadi buruh sawit tetapi karena sibuk urus anak kami, dia kemudian dipecat karena jarang masuk kerja kan. Makanya sekarang ini hanya kerja seadanya saja, meski uang yang didapat sangatlah kecil," terang Purwati.
Selama menikah dan mempunyai anak pertama, Purwati dan suaminya kini hanya menumpang di rumah orang tuanya di Kelurahan Wijaya Pura, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Mereka menumpang lantaran tidak lagi mempunyai biaya buat mengontrak rumah. Apalagi orang tua perempuan dari suaminya itu juga merupakan tuna daksa sedangkan ayahnya hanya merupakan juru parkir.
"Kami harta sudah tidak ada lagi. Sekarang cuman bisa numpang di rumah orang tua. Kalaupun harus ada uang buat kebutuhan sehari-hari tetapi kalau buat biaya dirawat di Rumah Sakit untuk kesana-kemari kami tidak punya biaya lagi," sebut Purwati sambil terus meneteskan air mata.
Sebenarnya Purwati ingin sekali membawa anaknya berobat di rumah sakit agar anaknya itu dapat dirawat kembali. Ia bahkan sempat cerita pernah diberikan rujukan ke Rumah Sakit Palembang supaya anaknya itu bisa diberikan tindakan pengobatan secepatnya, namun hal itu tak dapat dilakukan oleh ia dan suaminya karena terbentur biaya.
Saat ini dirinya hanya berharap pemerintah dapat membantu mereka mulai dari biaya keberangkatan, dan penginapan sana sini nya jika anaknya itu harus dirawat di Rumah Sakit Palembang nantinya.
"Kalau dari pernyataan dokter kemaren anak kami ini harus dioperasi lagi kan. Memang rujukan itu operasinya di Palembang, walau kami ada BPJS, tetapi kan buat biaya disana kami tidak ada. Kami berharap pemerintah mau membantu kami buat kesembuhan anak kami ini. Kami mohon," ucap Purwati
Simak Video "Video: Guru di Jambi Minta Maaf Seusai Viralkan Jembatan Rusak "
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)