Gubernur Sumatera Barat Buya Mahyeldi mengunjungi enam titik budidaya tanaman cabai, bawang, dan budidaya ikan di lima jorong Nagari Talu, yakni Sungai Janiah, Tabek Sirah, Jorong Merdeka, Perhimpunan Nagari Talu, dan Patomuan, Senin (24/10). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung potensi sumber daya alam Nagari Talu di bidang pendidikan, pariwisata, dan ketahanan pangan.
Setibanya di Pasaman Barat, Buya bersama sejumlah kepala OPD menginap di Hotel SMK 1 Pasaman. Ia pun memuji fasilitas dan pelayanan hotel yang menurutnya tidak kalah dengan pelayanan hotel bintang empat.
Bahkan, menurut Buya, tanah di Pasamanan Barat merupakan yang tersubur di Indonesia. Oleh karena itu, ia menilai Nagari Talu dapat menjadi Leading Sector Industri Pangan di Sumbar karena kekayaan potensi alamnya yang melimpah. Ia pun berharap masyarakat dapat memanfaatkan potensi tersebut dengan sebaik-baiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya ini, Buya juga meninjau langsung perkebunan cabai sekaligus memanen cabai di Jorong Sungai Janiah. Ia pun mengapresiasi inisiasi Wali Nagari Talu, Mahyudanil terkait pengelolaan dana APBD 20 persen untuk ketahanan pangan baik cabai, bawang, dan perikanan guna menstabilkan harga di pasaran.
"Apa yang dilakukan oleh Pak Wali Nagari merupakan terobosan baru yang patut ditiru oleh nagari lain, dengan melakukan konfirmasi secara taksasi kepada dinas terkait, bagaimana mengatur musim yang cocok untuk bertanam, hal itu ditujukan agar para petani mendapat harga yang ideal serta tidak terjadi penumpukan hasil panen di musim yang sama," ujar Buya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10/2022).
Bersama rombongan kepala OPD, Buya juga menghadiri upacara di SMAN 1 Talamau dan menjadi inspektur upacara. Dalam sambutannya, ia memberikan semangat dan motivasi kepada murid-murid serta mensosialisasikan program ASN ber-AKHLAK kepada seluruh kepala sekolah dan guru SMA dan SMK se-kacabdin Wilayah 6.
Di kesempatan tersebut, Buya juga mengunjungi Lokasi Wisata Puncak Galanggang Sinuruik yang menyuguhkan keindahan Nagari Talu dari puncak ketinggian.
Di sisi lain, Wali Nagari Talu Mahyudanil berharap program ketahanan pangan ini dapat terus berjalan. Ia pun optimistis dalam tiga tahun ke depan, Nagari Talu dapat berkembang menjadi nagari mandiri dan tidak lagi terpaku dengan anggaran pusat dan daerah.
"Program ini dicanangkan untuk menentukan formula yang efektif agar anggaran APBN dan APBD yang sebelumnya dialokasikan ke nagari dapat dijadikan menjadi aset nagari. Setelah program ketahanan pangan jalan dan ada hasilnya, dan hasil tersebut akan dilanjutkan penggunaannya oleh BUMNag," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto berharap program ketahanan pangan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dapat tumbuh dan sukses.
"Potensi tanah disini tak pernah kering, umur tiga bulan cabai sudah bisa dipanen. Talu bisa jadi leading sektor dari produksi pertanian, perikanan, sayur-sayuran yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," pungkasnya.
(fhs/ega)