Nasional

IDAI Saran Hindari Parasetamol Sirup Antisipasi Gagal Ginjal Akut

Tim detikHealth - detikSumut
Rabu, 19 Okt 2022 09:47 WIB
Medan -

Kasus gagal gagal ginjal akut misterius terus bertambah di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk sementara para orang tua menghindari pemberian parasetamol cair kepada anak.

Dilansir dari detikHealth, kasus gagal ginjal anak misterius ini diduga disebabkan oleh konsumsi sirup obat batuk. Hingga kini, belum ditemukan penyebab pasti seratusan kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia.

Namun sebagai antisipasi, IDAI menganjurkan warga Indonesia untuk tidak mengkonsumsi obat paracetamol sirup dulu.

"IDAI merekomendasikan untuk sementara ini kita belum jelas buktinya, untuk menghindarkan konsumsi obat-obat seperti ini," tegas Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam siaran langsung Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (@ikatandokterindonesia) dikutip detikHealth, Selasa (18/10/2022).

Piprim juga menyoroti para orang tua yang terbiasa memberikan obat sirup kepada anak, meski sebenarnya sakit ringan. Bahkan pada beberapa kasus, orangtua berani memberikan antibiotik pada anak tanpa anjuran dokter.

"Kewaspadaan ini kita mulai, sekalian kita mengedukasi masyarakat kita ini sudah terlalu banyak cepat minum obat. Anak sakit sedikit (dikasih) obat. Bahkan nggak tanggung-tanggung, dikasihnya antibiotik," terangnya.

"Tapi yang kita hadapi ini adalah obat sirup, apakah parasetamol obat batuk pilek dan sirup yang kemudian di sirup itu ada pencampurnya etilen glikol," tambahnya.

Sebelumnya, pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan obat parasetamol atau asetaminofen bekerja menurunkan demam dan menghilangkan nyeri. Overdosis parasetamol bisa terjadi pada kasus konsumsi berulang. Pun terjadi toksisitas, umumnya pada hati (liver), bukan ginjal.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menegaskan, sirup obat batuk yang beredar di Gambia tidak beredar di Indonesia. Namun terkait kematian anak di Gambia dengan kondisi cedera ginjal, Prof Zullies menduga, ada zat selain parasetamol dalam obat tersebut yang menjadi pemicu.

"Dugaan saya, bukan paracetamolnya yang berbahaya, tapi mungkin ada bahan lain yang menyebabkan risiko kematian. Berdasarkan analisis laboratorium WHO, ditemukan bahan berbahaya, seperti dietilen glikol dan etilen glikol yang terkandung dalam obat batuk tersebut. Dalam kadar tinggi, kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut," jelas Prof Zullies dalam keterangan tertulis diterima detikcom, Kamis (13/10).

Prof Zullies juga memaparkan, dietilen glikol bekerja menambah kelarutan parasetamol pada sirup obat batuk dengan pembawa air. Pada kadar normal, bahan ini tidak berbahaya. Namun jika kadarnya berlebih, bisa memicu sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.

"Di Indonesia, penggunaan dietilen glikol maupun etilen glikol sebagai zat tambahan sudah diatur batasan kadarnya, sehingga mestinya tidak ada masalah keamanan. Adanya peningkatan kejadian anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut di Indonesia yang diberitakan belakangan ini belum bisa dihubungkan dengan penggunaan obat, dan masih perlu diinvestigasi lebih lanjut," pungkas Prof Zullies.




(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork