Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Sempat Kirim Video Kerusuhan

Nasional

Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Sempat Kirim Video Kerusuhan

Tim detikX - detikSumut
Selasa, 11 Okt 2022 21:30 WIB
Police officers and soldiers stand amid tear gas smoke after clashes between fans during a soccer match at Kanjuruhan Stadium in Malang, East Java, Indonesia, Saturday, Oct. 1, 2022. Panic following police actions left over 100 dead, mostly trampled to death, police said Sunday. (AP Photo/Yudha Prabowo)
Foto: AP/Yudha Prabowo
Medan -

Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan setidaknya 131 orang meninggal dunia menjadi luka yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya pecinta sepak bola. Dalam tragedi itu, ternyata ada salah seorang korban meninggal yang sempat mengirim video kerusuhan kepada temannya.

Hal ini diketahui dari hasil investigasi yang dilakukan detikX, dikutip detikSumut, Selasa (11/10/2022). Korban yang sempat merekam video itu meninggal sekitar 2 meter dari pintu keluar Stadion Kanjuruhan.

"Perekam video juga jadi korban meninggal. Tapi dia sempat kirim video ke temannya pakai Share It. Jadi metadatanya aman. Kami juga nggak tahu gimana caranya," tutur sumber detikX yang tidak ingin disebut nama dan institusinya, saat ditemui di Malang pada Kamis, 6 Oktober lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban itu sempat merekam video berdurasi 8 menit 13 detik. Ada tiga video yang menunjukkan detik-detik tragedi mencekam selepas pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya. Video-video ini diambil dari tribun 13 di sisi selatan stadion atau biasa disebut curva sud.

Dijelaskan, pada malam usai pertandingan Arema vs Persebaya, para pemain dan ofisial tim Arema tidak langsung masuk ruang ganti. Para ofisial dan pemain itu tetap di lapangan untuk memohon maaf kepada suporter atas kekalahan timnya.

ADVERTISEMENT

Sebab, ini pertama kalinya Arema menelan kekalahan atas Persebaya setelah 23 tahun lamanya. Malam itu Arema kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Sekitar 10 menit pascapertandingan, beberapa suporter turun ke lapangan. Mereka datang untuk memeluk dan memberikan dukungan terhadap pemain. Setelah itu, berbondong-bondong Aremania lainnya ikut ke lapangan.

"Mereka mau ngasih dukungan ke pemain. Kan kalah, to, disemangatin," tutur komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada reporter detikX pekan lalu.

Saat itu kondisi masih terkendali sebelum pada akhirnya seorang anggota Zeni Tempur (Zipur) TNI melayangkan pentungan ke arah suporter yang tengah berkumpul di depan pintu masuk ruang ganti. Penonton bubar menuju tribun selatan dan timur. Satu suporter sempat terjatuh setelah menerima pukulan keras dari seorang anggota Zipur.

Tindak kekerasan yang menargetkan suporter tersebut membuat suporter lainnya marah dan ikut turun dari tribun untuk membantu rekan-rekannya. Mereka melempari aparat dengan botol air mineral plastik dan sepatu bekas. Lalu aparat membalas tindakan itu dengan memberondongkan tembakan gas air mata ke arah suporter di tribun selatan.

Dalam video berdurasi 1 menit 7 detik yang Rinto rekam, terlihat tembakan gas air mata pertama kali dilepaskan oleh satuan Brimob yang mengenakan rompi hijau. Tembakan itu dilepaskan pada pukul 22.08 WIB lebih 59 detik. Jaraknya sekitar 40 meter dari tribun 13. Ini terkonfirmasi juga dari tiga video lainnya yang diambil dari tribun barat VVIP dan dua dari tribun timur.




(afb/afb)


Hide Ads