Kisah Warga Bulu Cina Keluar dari Lilitan Utang Rentenir

Kisah Warga Bulu Cina Keluar dari Lilitan Utang Rentenir

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 25 Sep 2022 09:30 WIB
Seluruh peserta diskusi bedah buku dan penulis berfoto bersama di Aula Kantor Desa Bulu Cina, Kamis (22/9/2022). Selain membedah, diskusi ini juga dirangkai dengan peluncuran buku Bangun Ekonomi Sedulur (Istimewa).
Seluruh peserta diskusi bedah buku dan penulis berfoto bersama di Aula Kantor Desa Bulu Cina, Kamis (22/9/2022). Selain membedah, diskusi ini juga dirangkai dengan peluncuran buku 'Bangun Ekonomi Sedulur' (Istimewa).
Deli Serdang -

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per tahun 2021 sebanyak 1.343.860 penduduk di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berada dalam cengkeraman kemiskinan. Sedangkan di Kabupaten Deli Serdang, terdapat 92.520 penduduk.

Atas dasarnya itu, masyarakat di Desa Bulu Cina, Kabupaten Deli Serdang mendirikan koperasi sebagai salah satu cara keluar dari kemiskinan. Koperasi tersebut mereka namai Bangun Ekonomi Sedulur (BES).

Kisah masyarakat tersebut dimuat ke dalam buku yang berjudul 'Bangun Ekonomi Sedulur'. Salah satu penulis buku, Dedy Hutajulu mengatakan ide membuat koperasi BES tersebut dimulai saat melihat banyaknya masyarakat yang terjebak utang kepada rentenir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak sekali warga Desa Bulu Cina terjerat utang kepada rentenir. Jerat rentenir ini ada hampir di semua dusun di sana. Fenomena ini bertolak belakang dengan sejarah Bulu Cina yang pernah menyumbang ratusan triliun rupiah dari komoditas Tembakau Deli," kata Dedy Hutajulu dalam keterangannya, Sabtu (24/9/2022).

Pendirian koperasi BES pada tahun 2016, sendiri dipelopori oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam Komite Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD). KPMD ini sejak didirikan pada tahun 2012, fokus untuk mengentaskan kemiskinan di desa tersebut.

ADVERTISEMENT

Awalnya masyarakat di Desa Bulu Cina sangat tersiksa kala terjerat hutang dari para rentenir tersebut. Banyak permasalahan sosial yang kemudian muncul dari jerat rentenir itu. Mulai dari usaha yang bangkrut, anak putus sekolah, hingga warga terpaksa menjual dirinya.

Sehingga melihat problem masyarakat tersebut, KPMD membentuk koperasi sebagai salah satu solusi bagi masyarakat. Dengan modal awal sekitar Rp 920 ribu, kini koperasi BES mampu mengembangkan modal itu menjadi Rp 250 juta dan mampu menolong sekitar 150 penduduk.

"Ada banyak contoh masyakarakat anggota Koperasi BES yang mampu lepas dari jerat rentenir dan kini mereka bisa hidup mandiri secara ekonomi. Salah satunya, Bu Rubikem dengan usaha warung mi sopnya yang dibangun dengan pinjaman dari koperasi BES, atau Kasio, taipan furniture yang sempat terpuruk namun berkat kegigihan dan kerja kerasnya dibantu pinjaman lunak dari koperasi BES, akhirnya usaha mebelnya bangkit lagi," ungkap Dedy.

Project Manajer Gugah Nurani Indonesia (GNI) Medan Deli Serdang, Anwar Suhut menyebutkan masyarakat di Bulu Cina tersebut harus diberi akses sehingga dapat terlepas dari jerat rentenir. Sehingga sebagai pihak yang mendampingi KPMD, mereka ingin kelompok tersebut mampu mengelola sumber daya yang ada dengan baik.

"Sebagai lembaga yang fokus mendampingi KPMD dan Koperasi BES sejak awal, hal inilah yang ingin kami pastikan, sehingga mereka memiliki kemampuan mengelola setiap sumber daya yang ada," sebut Anwar.

Dalam acara bedah buku yang digelar pada Kamis (22/9/2022) yang lalu, perwakilan dari Kementerian Desa, Koordinator Bidang Program Desa, Salman mengaku terinspirasi dari kemampuan masyarakat di Desa Bulu Cina ini. Dia mengungkapkan akan berusaha menyandingkan dengan pemerintah agar koperasi tersebut semakin berkembang.

"Ke depan, ketika disoundingkan dengan pemerintah desa, harapannya, ada dukungan dari pemerintah, agar koperasi ini semakin berkembang dan manfaatnya semakin bisa dirasakan masyarakat luas," ungkap Salman.

Sedangkan, perwakilan dari Dinas Pertanian Deli Serdang, Inong menuturkan tertarik dengan model koperasi yang diterapkan oleh KPMD. Sehingga dia mendaftarkan dirinya beserta 16 kelompok tani yang terdiri dari 700 petani yang dinaunginya.

Selain itu, dia juga memuji buku yang dibedah tersebut. Dia bilang buku itu menarik dan enak dibaca. "Dan menurut saya, buku ini menarik dan enak dibaca," puji Inong.




(astj/astj)


Hide Ads