Sederet Transformasi Banda Aceh di Era Kepemimpinan Amin-Zainal

Jihaan Khoirunnisaa - detikSumut
Sabtu, 07 Mei 2022 19:36 WIB
Foto: Pemkot Banda Aceh
Jakarta -

Kepemimpinan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan Wakil Wali Kota Zainal Arifin (Amin-Zainal) dalam lima tahun terakhir disebut membawa perubahan signifikan untuk kesejahteraan masyarakat Banda Aceh dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga infrastruktur. Hal ini pula yang mengantarkan Kota Banda Aceh meraih 110 penghargaan skala Nasional dan Internasional.

Dari segi agama, indeks Kota Syariah naik signifikan. Diketahui sebelumnya indeks Kota Syariah pada tahun 2019 sebesar 69,70. Kemudian naik menjadi 75,22 pada tahun 2020, dan meningkat menjadi 76,77 pada tahun 2021.

Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh berhasil menekan jumlah pelanggaran syariat Islam menjadi 53 kasus pada 2021, dari yang sebelumnya 97 kasus di tahun 2019, serta 90 kasus pelanggaran pada 2020.

Sementara itu di bidang pendidikan, terdapat peningkatan persentase jumlah sekolah yang mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada 2017 berada pada angka 69% dari total jumlah satuan pendidikan, meningkat menjadi 76,31% pada 2018, kemudian 79,83% tahun 2019, lalu meningkat menjadi 92,39% pada tahun 2020, dan mempertahankan Banda Aceh sebagai Kota Referensi Pendidikan.

Keberhasilan pembangunan pendidikan ini juga berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus naik dari tahun ke tahun. Diketahui IPM Banda Aceh tahun 2018 berada pada angka 84.37, kemudian menjadi 85.07 tahun 2019, lalu menjadi 85,41 pada 2020. Dan pada tahun 2021 Banda Aceh kembali menempati posisi kedua IPM di Indonesia dengan poin 85,71.

Aminullah menyebut apa yang telah dicapai selama kepemimpinannya akan menjadi titipan untuk warga Kota Banda Aceh.

"Semoga segala pencapaian selama ini menjadi modal penting bagi Kota Banda Aceh dalam meraih kegemilangan di masa yang akan datang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/5/2022).

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pihaknya menghadirkan gedung perpustakaan baru yang megah, nyaman dan lengkap. Di samping itu, Aminullah juga mendorong perkembangan kaum ibu dan anak-anak. Hal ini pun menempatkan Banda Aceh menjadi kota dengan angka stunting terendah di Aceh, yakni di angka 23,4 persen.

Sementara dari segi pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Tercatat pertumbuhan ekonomi Banda Aceh pada 2017 adalah sebesar 3,39%, yang naik menjadi 4.49% pada 2018. Lalu turun sedikit menjadi 4,13% tahun 2019, dan sempat berada pada angka -3,29% tahun 2020 karena dampak pandemi. Namun di tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Banda Aceh kembali bangkit dan mengalami peningkatan sebesar 5,53%.

Adapun perbandingan PDRB, Income Perkapita dalam rentang waktu empat tahun terakhir juga menunjukkan tren positif. Diketahui tahun 2017 Pendapatan per kapita Rp. 64,21 juta per tahun, lalu naik menjadi Rp. 66,46 juta tahun 2018. Tahun 2019 pendapatan per kapita juga naik menjadi Rp.69,24 juta per tahun, 2020 Rp 73,30 juta per tahun, dan di Tahun 2021 Rp 78,16 juta per tahun. Angka ini dinilainya melampaui rata-rata provinsi dan nasional.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi. Salah satunya dengan menghadirkan LKMS Mahirah Muamalah.

"Kehadiran LKMS Mahirah, membuat sektor UMKM tumbuh dan berkembang dengan bagus. Jumlah UMKM terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2017, UMKM 9.591 unit, tahun 2018 sebanyak 10.944 unit,tahun 2019 ada 12.012 unit, tahun 2020 meningkat lagi jadi 15.107 unit. Walaupun ada pandemi, data menunjukkan UMKM tetap tumbuh subur di tahun 2021, yakni mencapai 16.970 unit. Data terbaru per Februari 2022, UMKM di Banda Aceh sudah mencapai 17.080 unit," katanya.

Baca Selanjutnya >>>



Simak Video "Adu Tangkas Mengarungi Ombak, Banda Aceh"

(fhs/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork