Menteri ESDM: Minyak Dunia Naik 1 Dolar, Butuh Rp 5,7 T untuk Subsidi

Menteri ESDM: Minyak Dunia Naik 1 Dolar, Butuh Rp 5,7 T untuk Subsidi

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Sabtu, 09 Apr 2022 16:28 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif (baju putih) saat sidak SPBU di Medan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif (baju putih) saat sidak SPBU di Medan. (Foto: Ahmad Arfah Fansuri Lubis)
Medan -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan kenaikan harga minyak dunia turut memperbesar anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi energi dalam negeri.

Jika harga minyak dunia naik US$ 1, maka pemerintah harus mengorek anggaran dari APBN sebesar Rp 5,7 triliun untuk subsidi.

Hal ini disampaikan Arifin saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU yang ada di Medan, Sabtu (9/4/2022) siang. Arifin awalnya menyampaikan soal hasil sidak yang dia lakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tadi sudah mendarat sampai sekarang kita lihat suplai itu aman, tidak ada antrean. Semuanya berjalan lancar. Tentunya kita melihat stok yang ada di sini, stoknya juga mencukupi, kalau misalkan kekurangan itu akan diambil langkah pemenuhan," ajaran Arifin.

Arifin kemudian menyampaikan soal adanya pembatasan pembelian solar bersubsidi kepada truk. Dia mengatakan truk yang dipergunakan untuk kebutuhan bisnis harus membeli solar yang tidak disubsidi.

ADVERTISEMENT

"Itu ya kita mengimbau agar para industri yang selama ini menggunakan solar subsidi baik secara langsung, ataupun tidak langsung melalui pola outsourcing, untuk memakai bahan bakar yang tidak bersubsidi. Supaya tidak mengurangi jatah masyarakat yang memang dialokasikan untuk bisa mendapatkan alokasi bahan bakar subsidi ini," ujarnya.

Hal ini juga dilakukan untuk mencegah membengkaknya pemakaian BBM bersubsidi. Saat ini dengan naiknya harga minyak dunia, kata Arifin, penggunaan minyak yang bersubsidi akan turut membuat anggaran yang diperuntukkan untuk subsidi membengkak.

"Karena ada perubahan yang cukup besar yaitu perbedaan harga bahan baku BBM, harga minyak dunia ini sekarang meningkat, dan juga suplai juga sulit. Untuk itu memang ini kalau kita tidak bisa pahami, tidak bisa kita disiplinkan bersama, ini akan menyebabkan jumlah subsidi dan kompensasi pemerintah akan besar," ujarnya.

Arifin menjelaskan, pemerintah akan mengeluarkan Rp 5,7 triliun untuk subsidi jika terjadi kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1. Kondisi saat ini, harga minyak dunia itu lebih tinggi US$ 40 dari anggaran yang sudah disiapkan pemerintah untuk subsidi.

"Jadi setiap kenaikan satu dolar harga minyak bumi itu memberikan dampak tambahan beban Rp 5,7 triliun. Jadi sekarang harga minyak kalau sudah 100 dolar, sedangkan patokan yang kita pakai dalam anggaran belanja negara itu 60 dolar, kalikan saja itu berapa dampaknya," jelasnya.

Untuk itu, Arifin meminta agar semua masyarakat memahami kondisi yang terjadi saat ini. Dia juga meminta agar masyarakat patuh terhadap peraturan penggunaan solar bersubsidi itu.

"Jadi kita minta pengertian dari seluruh pihak yang memang tidak pada haknya untuk mengambil BBM subsidi agar bisa membeli BBM yang tidak subsidi," pungkasnya.




(afb/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads