Jalur menuju kawasan wisata Gunung Dempo dipadati wisatawan pada hari pertama tahun 2025. Kondisi ini diprediksi akan terus berlangsung hingga minggu pertama 2025 atau selama masa libur tahun baru.
Untuk itu, kepolisian setempat sudah melakukan mitigasi untuk mengurai potensi kemacetan di kawasan wisata tersebut. Kasat Lantas Polres Pagar Alam Iptu Jhoni Albert mengatakan memang saat ini terjadi peningkatan atau lonjakan pengunjung yang signifikan, khususnya yang berwisata ke wisata Gunung Dempo.
Selama libur Natal dan Tahun Baru 2025 ini, kata dia, ada ribuan pengunjung yang berasal dari dalam kota hingga luar kota untuk berwisata ke kawasan Wisata Gunung Dempo. Akibatnya, jalur menuju wisata tersebut mengalami kepadatan karena hanya ada satu untuk menuju ke puncak Gunung Dempo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini, (arus lalu lintas) berjalan dengan lancar karena sudah kita mitigasi dari awal dan juga sudah kita lakukan rekayasa lalu lintas. Dengan menempatkan 168 personel. Kita tetap siaga karena memang kawasan Puncak Dempo masih menjadi sasaran lokasi liburan Nataru," katanya saat dihubungi detikSumbagsel, Rabu (1/1/2024).
Ia mengatakan, kemungkinan akan ada lonjakan pengunjung yang akan terjadi beberapa hari ke depan. Untuk mengatasi kemacetan, pihaknya sudah menyiapkan simulasi-simulasi untuk menghadapi hal tersebut.
"Lonjakan pengunjung diperkirakan akan terjadi pada hari Minggu nanti atau pada tanggal 5 Januari 2025. Mengingat akhir dari libur Nataru," ujarnya.
Jhoni menjelaskan berdasarkan data dari pihak retribusi pintu masuk kawasan wisata Gunung Dempo, ada sebanyak 2.200 kendaraan roda empat dan 2.800 kendaraan roda dua yang masuk ke kawasan tersebut pada 1 Januari 2025.
"Untuk total roda empat ada 2.200 kendaraan, roda dua ada 2.800 kendaraan. Ini data dari pintu masuk kawasan wisata. Kami juga mengimbau untuk seluruh pengguna jalan serta pengunjung wisata Gunung Dempo untuk mematuhi peraturan lalu lintas," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengimbau untuk kendaraan-kendaraan bermuatan kecil dan sejenisnya untuk tidak sampai ke Puncak Rimau. Hal itu mengingat tekstur jalan terjal serta adanya ruas jalan yang terjadi penurunan tekstur tanah. Sehingga apabila ada perlintasan akan mengakibatkan kendaraan kecil tersebut akan masuk ke bibir jalan.
(dai/dai)