Di tengah kawasan Pasar Jambi, terdapat Istana Anak-anak yang kini telah usang. Wahana permainan anak-anak yang pernah jaya di era 1990-an ini sekarang tertutup, mengunci kenangan dan tawa riang anak-anak masa itu di dalamnya.
Bangunan Istana Anak-anak terdiri dari 3 lantai. Letaknya berdempetan dengan ruko lain di kawasan yang dulu dikenal dengan nama Pasar Tanah Pilih. Saat ini, hanya lantai 1 dan 2 yang masih difungsikan. Itu pun sebagai kios-kios milik Pemkot Jambi, bukan lagi sebagai wahana bermain.
Lantai 3 yang dulunya menjadi pusat wahana permainan anak-anak kini kosong. Meski begitu, masih ada plang 'Istana Anak-anak' terpasang di depan gedung seolah menolak digerus zaman. Papan pengumumannya juga masih menempel di tiang dinding, berisi harga tiket tanggal 12 Desember 1986.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jayanya tahun '90-an. Waktu itu ramai, sebab permainan-permainan anak itu di sinilah. Kayak bombom car, dindong, bioskop," kata Romi (42), penjahit yang masih bertahan di Istana Anak-anak, saat ditemui detikSumbagsel.
Romi merupakan generasi kedua usaha jahit keluarganya, meneruskan orang tuanya. Bagi Romi, Istana Anak-anak telah menjadi sumber penghidupannya selama puluhan tahun.
![]() |
Selain Istana Anak-anak, kawasan Pasar Tanah Pilih dulunya juga selalu ramai oleh warga Jambi dan jadi destinasi utama wisatawan yang datang ke Jambi. Khusus untuk Istana Anak-anak, biasanya selalu penuh pengunjung pada akhir pekan dan libur sekolah.
"Tempat hiburan masyarakat Jambi dulu di sinilah. Kalau orang Jambi, kelahiran Jambi, pasti pernah nyicip ke sini," ujarnya.
Saat itu, dengan uang Rp 10 ribu, anak-anak sudah puas bermain di sana. Sementara untuk orang-orang muda dan dewasa biasanya mencari hiburan di Bioskop President di gedung tersebut.
"Dulu tidak terhitung (saking ramainya pengunjung). Kadang sampai kita mau ke atas bae payah saking penuhnya. Paling tinggi Rp 1.000 (untuk bermain) kayak game dindong itu Rp 100 perak. Rp 10 ribu itu sudah puas main," katanya mengenang.
![]() |
Namun, perkembangan zaman tak pelak membuat popularitas Istana Anak-anak kian meredup memasuki era 2000-an. Dibangunnya mal-mal mewah membuat pusat bisnis dan hiburan beralih.
Setelah lebih dari 20 tahun tak lagi ramai dikunjungi, kondisi Istana Anak-anak saat ini terlihat kotor dan usang. Banyak sampah dan puntung rokok berserak di tangga gedung. Hanya beberapa kios penjahit yang masih buka melayani pengunjung.
Sejatinya tak sedikit hal yang dilakukan untuk meramaikan kembali Istana Anak-anak dan Pasar Tanah Pilih. Kalangan pemuda peduli ekonomi kreatif dan UMKM rutin menggelar Jambi Night Market (JNM) setahun sekali untuk menarik pengunjung sekaligus bernostalgia.
"Kalau kondisi sekarang jauh merosotnya. Harapannya di atas dihidupkan apa dibuat wisata kuliner, kafe. Kalau bisa diramaikan kembali pasar ini," harap Romi.
(des/des)