Kampung Kapitan adalah destinasi wisata sejarah menarik di Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi. Di sini, pengunjung dapat menikmati arsitektur Tionghoa kuno dan merasakan jejak sejarah masa kolonial Belanda.
Kampung ini mencerminkan keragaman budaya dan keharmonisan etnis yang telah terjalin selama berabad-abad. Dengan suasana yang autentik, Kampung Kapitan Palembang adalah pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona kota tua.
Kali ini detikSumbagsel telah rangkum sejarah, daya tarik, harga tiket masuk, lokasi, dan rute perjalanan ke Kampung Kapitan Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Kampung Kapitan
Kampung Kapitan sebelumnya hanyalah sebuah pemukiman penduduk yang berada di bagian hulu Sungai Musi. Dilansir dari situs resmi Universitas STEKOM, Kampung Kapitan di Palembang memiliki tokoh-tokoh berpengaruh dari komunitas Tionghoa.
Salah satunya adalah Lioang Taow Ming, yang diangkat sebagai perwira oleh pemerintahan Belanda untuk mengatur wilayah 7 Ulu dan sekitarnya. Pimpinan masyarakat Tionghoa pertama, Tjoa Kie Tjuan, memerintah di kawasan 7 Ulu dari 1830 hingga 1855.
Putranya, Tjoa Han Him, kemudian menggantikan ayahnya dan diberi kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri dengan gelar Kapitan. Awalnya, pemerintah Belanda memberikan wilayah ini kepada komunitas Tionghoa karena kekhawatiran terhadap mereka.
Namun, seiring waktu komunitas Tionghoa menjadi perantara perdagangan dan mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintahan Belanda. Dahulu, Kampung Kapitan menjadi pusat perdagangan kota, tempat pedagang sering beristirahat di rumah Kapitan.
Daya Tarik Kampung Kapitan
Dilansir dari Jurnal The Placelessness of Kampung Kapitan Palembang, destinasi wisata itu telah resmi sebagai cagar budaya Kota Palembang sejak 2011, berdasarkan UU RI No.11 tahun 2011 tentang Cagar Budaya. Oleh sebab itu, kampung ini dapat menjadi destinasi wisata detikers saat berada di Palembang.
Terdapat beberapa daya tarik yang bisa dijelajahi para wisatawan saat berkunjung ke Kampung Kapitan, antara lain:
1. Rumah Kapitan
Dilansir dari buku 101 Travel Tips & Stories Indonesia oleh Claudia Kaunang Dkk, Rumah Kapitan yang terdapat di Kampung Kapitan Palembang telah digunakan secara turun-temurun oleh para Kapitan Tionghoa.
Desainnya menggabungkan elemen-elemen tradisional Palembang seperti atap limas yang digabungkan dengan gaya arsitektur Tionghoa memiliki bentuk kotak dengan halaman tengah. Selain itu, ornamen merah khas Tionghoa menjadi ciri khas yang mencolok pada bangunan ini.
Rumah Kapitan yang telah berdiri sejak masa penjajahan Belanda menjadikan tempat tersebut sebagai wisata sejarah.
2. Berada di Tepi Sungai Musi
Kampung Kapitan berada persis di tepi Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera. Jembatan yang menjadi ikonik Kota Pempek ini dapat dilihat dari kawasan pemukiman Kampung Kapitan bagi pengunjung yang datang.
Selain itu, Pengunjung dapat menikmati keindahan Sungai Musi beserta aliran airnya dari tepi Kampung Kapitan. Tempat ini juga cocok menjadi spot foto pengunjung di Kampung ini.
3. Kegiatan Saat Hari Besar
Kampung Kapitan yang mayoritas penduduknya adalah Tionghoa, setiap tahun merayakan hari besar Cap Go Meh di kampung tersebut. Perayaan ini biasanya diadakan selama 3 hari berturut-turut pada saat menjelang Imlek.
Biasanya terdapat banyak kegiatan yang bisa disaksikan dalam perayaan Cap Go Meh. Misalnya, workshop Chinese mie, pameran kriya, berbagai jenis atraksi dan masih banyak lagi.
4. Kuliner
Selain budaya dan lokasi, Kampung Kapitan juga mempunyai kuliner khas Palembang yang dibuat langsung oleh masyarakat kampung. Kebanyakan ibu-ibu yang tinggal di Kampung Kapitan berjualan pempek dan ditawarkan kepada pengunjung.
Kuliner pempek yang menjadi ciri khas kota Palembang seolah menjadi makanan kunci bagi para pengunjung yang datang. Pempek dengan perpaduan cuko asam dan pedas menjadi pelengkap ketika penat berkeliling Kampung Kapitan.
Harga Tiket Masuk Kampung Kapitan
Pengunjung yang ingin masuk ke dalam Kampung Kapitan dikenakan biaya tiket masuk yang sangat terjangkau. Harga tiket masuk umumnya Rp 5 ribu dan tentunya harga ini dapat berubah sewaktu-waktu.
Selain itu, terdapat juga perahu getek yang bisa disewa sebanyak 10 orang dengan harga sesuai kesepakatan penyewa dan pengunjung. Biasanya di kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu untuk menuju ke Pulau Kemaro yang juga menjadi destinasi wisata di Palembang.
Rute Perjalanan ke Kampung Kapitan
Untuk mencapai Kampung Kapitan, terdapat beberapa rute yang bisa ditempuh, Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II pengunjung bisa menggunakan taksi, ojek online atau angkutan umum lainnya dengan waktu tempuh sekitar 30 menit ke arah pusat kota Palembang atau ke arah Ampera. Setelah itu dapat langsung melihat petunjuk arah atau bertanya kepada masyarakat setempat.
Lalu, apabila Dari Pusat Kota Palembang, dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi menuju Jembatan Ampera, kemudian menyeberang ke Seberang Ulu dan ikuti petunjuk arah menuju Kampung Kapitan.
Itulah tadi pembahasan mengenai Kampung Kapitan yang ada di Palembang. Semoga menambah wawasan dan bermanfaat ya detikers.
Artikel ini ditulis oleh Achmad Rizqi Setiawan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)