Pulau Kemaro, Tanah Cinta Saudagar Tiongkok dan Putri Raja Sriwijaya

Sumatera Selatan

Pulau Kemaro, Tanah Cinta Saudagar Tiongkok dan Putri Raja Sriwijaya

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Rabu, 07 Feb 2024 23:30 WIB
Pagoda Pulau Kemaro Palembang. (Prima Syahbana/detikSumut)
Foto: Pagoda Pulau Kemaro Palembang. (Prima Syabana/detikSumut)
Palembang -

Pulau Kemaro di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki julukan Pulau Cinta. Disematkannya julukan tersebut karena di pulau tersebut terkenal akan kisah cinta antar etnisnya yang melegenda, yaitu antara saudagar Tiongkok dan putri Raja Sriwijaya.

Lantas bagaimana cerita legenda Pulau Kemaro? Berikut ini detikSumbagsel rangkum legenda pulau itu, lengkap dengan kisah cinta dan mitosnya.

Legenda Pulau Kemaro

1. Kisah Cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah

Dilansir dari detikTravel, kisah cinta antara saudagar Tiongkok Tan Bun An dan putri Raja Sriwijaya Siti Fatimah terjadi pada zaman Kerajaan Palembang. Tan Bun An dan Siti Fatimah yang saling jatuh cinta lalu menjalin hubungan asmara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang saudagar kemudian mengajak Siti Fatimah ke Tiongkok untuk bertemu kedua orang tuanya. Sepulang dari kampung halaman Tan Bun An, mereka kembali ke Palembang dengan buah tangan 7 buah guci dari orang tuanya. Belum sampai darat, Tan Bun An dengan tak sabar membuka guci yang ternyata berisi sayuran sawi asin.

Mengetahui isinya, saudagar tersebut pun marah dan menendang semua guci tersebut ke Sungai Musi dari atas kapal. Ternyata, emas keluar dari guci ketujuh yang tak sengaja jatuh ke dek kapal.

ADVERTISEMENT
Batu yang bertuliskan sejarah Pulau KemaroBatu yang bertuliskan sejarah Pulau Kemaro Foto: detik

Tanpa pikir panjang, Tan Bun An langsung terjun ke sungai berharap dapat menemukan emas lainnya di guci yang sudah ia tenggelamkan. Namun setelah ditunggu lama, ia tak kunjung muncul ke permukaan.

Awak kapal mulai khawatir dan kemudian pengawalnya terjun dengan maksud menyelamatkan Tan Bun An. Sama seperti sebelumnya, keduanya tak kembali ke atas.

Melihat itu, Siti Fatimah turut melompat ke sungai dengan harapan yang sama. Pada akhirnya, ketiga orang itu tak pernah lagi terlihat keluar dari Sungai Musi.

2. Mitos Pohon Cinta Pulau Kemaro

Ritual Cari Jodoh di Pohon CintaRitual Cari Jodoh di Pohon Cinta Foto: detik

Cerita dua sejoli tersebut diperkuat dengan adanya pohon cinta di Pulau Kemaro. Pohon unik yang lebih rendah dari pohon lainnya ini diyakini sebagai lambang cinta keduanya yang hilang tenggelam.

Konon, jika pasangan menuliskan nama mereka di pohon cinta tersebut hubungannya akan abadi. Mitos ini menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan menorehkan namanya sebagai bentuk harapan awetnya hubungan mereka hingga pelaminan.

Selain itu, keyakinan masyarakat mengenai legenda cinta di pulau tersebut menyebabkan banyak pemuda pemudi lajang yang sengaja datang. Mereka berangkat dengan harapan mendapatkan jodoh di sana.

Namun, menurut jurnal Legenda Pulau Kemaro: Studi Pandangan Pengunjung dan Hubungannya dengan Ayat-ayat Keimanan karya John Supriyanto, terdapat sisi lain mengenai pohon ini yang juga harus detikers ingat.

Selain harapan abadi saat menuliskan namanya, mitos lain menyebutkan bahwa siapa yang mencoret atau merusak pohon tersebut akan sakit, kesurupan, atau bahkan kematian. Kini, pohon tersebut sudah dilindungi dengan didirikannya pagar pembatas. Hal tersebut agar tidak ada pengunjung yang bisa jahil melakukan corat-coret lagi.

Itu dia informasi mengenai legenda dan mitos pohon cinta di Pulau Kemaro. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads