3 Rekomendasi Wisata Sejarah Candi-Candi di Palembang

3 Rekomendasi Wisata Sejarah Candi-Candi di Palembang

Evelyn Shinta Situmorang - detikSumbagsel
Rabu, 01 Nov 2023 05:02 WIB
Candi Gedingsuro Palembang.
Foto: Kemdikbud RI
Palembang -

Palembang adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya. Kota ini pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13, dan juga menjadi tempat berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-16 hingga ke-19.

Salah satu bukti kejayaan masa lalu Palembang adalah candi-candi yang tersebar di berbagai lokasi di kota ini. Candi-candi ini merupakan peninggalan budaya dan agama yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.

Mengutip situs Kebudayaan Kemdikbud dan Direktori Pariwisata Pesona Indonesia, berikut detikSumbagsel rangkum 3 rekomendasi wisata sejarah berupa candi-candi di Palembang yang bisa detikers kunjungi.

1. Candi Gedingsuro

Candi Gedingsuro Palembang.Candi Gedingsuro Palembang. Foto: Kemdikbud RI

Candi Gedingsuro terletak di Jalan Kuto Gawang, Kelurahan 20 Ilir D-I, Kecamatan Ilir Timur I. Candi ini dikenal juga dengan nama Palembang Lamo, karena wilayah ini dulunya merupakan pusat pemerintahan awal Kerajaan Palembang-Islam.

Kompleks Candi Gedingsuro terdiri dari beberapa kelompok bangunan makam yang dibuat dari bata, batu putih, dan batu andesit. Bangunan-bangunan ini berbentuk segi empat dengan hiasan geometri, flora, dan salib pada dindingnya.

Candi Gedingsuro merupakan situs cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. Untuk detikers yang tertarik berkunjung, tidak ada biaya tiket masuk kompleks candi ini. Meskipun begitu, pengunjung disarankan untuk memberikan sumbangan sukarela untuk perawatan situs cagar budaya ini.

2. Candi Angsoko

Candi Angsoko PalembangCandi Angsoko Palembang. Foto: Kemdikbud RI

Candi Angsoko berada di Jalan Candi Angsoko, Kelurahan 20 Ilir D-I, Kecamatan Ilir Timur I. Di situs ini terdapat makam dari masa Islam dan beberapa temuan fragmen candi yang diperkirakan dari abad ke-10.

Makam yang paling terkenal adalah makam Pangeran Ratu Madi Ing Angkoso Jamaluddin, yang merupakan sultan pertama dari Kesultanan Palembang Darussalam. Ia meninggal pada tahun 1629 karena teraniaya di bawah pohon angsoko. Makamnya berdampingan dengan permaisuri dan sang guru Said Mustopa Al Idrus.

Selain itu, di situs ini juga ditemukan struktur bata yang merupakan bagian candi, fragmen keramik, dan bata bergores huruf Jawa Kuno. Struktur bata kuno ini terkonsentrasi di sebelah utara makam Angsoko.

Candi Angsoko juga merupakan situs cagar budaya. Sehingga untuk detikers yang tertarik berkunjung, tiket masuk kompleks candi ini juga gratis. Namun, pengunjung tetap disarankan untuk memberikan sumbangan sukarela yang diperuntukkan pada perawatan situs cagar budaya ini.

3. Candi Welan

Candi Welan Palembang.Candi Welan Palembang. Foto: Kemdikbud RI

Candi Welan terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I. Candi ini merupakan tempat peristirahatan terakhir Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam atau Kemas Hindi, yang merupakan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1659. Makamnya berbentuk kubah dengan hiasan tanaman merambat-rambat.

Selain itu, di kompleks pemakaman ini juga terdapat makam-makam masyarakat yang memiliki gelar seperti raden, kemas, kiagus, dan sebagainya. Batu nisan di makam-makam ini terbuat dari kayu unglen yang masih terjaga hingga saat ini.

Sama seperti dua candi sebelumnya, Candi Welan juga termasuk situs cagar budaya yang dilindungi pemerintah. Pengunjung tidak dikenakan biaya apapun ketika memasuki kompleks candi ini. Walaupun demikian, usahakan untuk memberi sumbangan sukarela demi perawatan situs cagar budaya ini ya detikers.

Nah, itulah beberapa rekomendasi wisata sejarah candi-candi di Palembang yang bisa detikers kunjungi. Selain menikmati keindahan arsitektur dan pemandangan sekitarnya, Anda juga bisa belajar tentang sejarah dan budaya Palembang yang kaya dan beragam. Semoga artikel ini bermanfaat ya detikers dan selamat berwisata!

Artikel ini ditulis Evelyn Shinta Situmorang, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(des/des)


Hide Ads