7 Wisata Religi di Palembang, Nomor 1 dan 4 Sering Dikunjungi Turis Mancanegara

7 Wisata Religi di Palembang, Nomor 1 dan 4 Sering Dikunjungi Turis Mancanegara

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Kamis, 22 Jun 2023 05:00 WIB
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikcom
Palembang -

Palembang tak cuma jadi jujukan wisata kuliner. Ibu kota Bumi Sriwijaya ini juga punya segudang wisata religi lho, detikers. Setidaknya ada 7 objek wisata religi yang wajib banget dikunjungi kalau detikers bertandang kemari.

Berikut beberapa wisata religi yang wajib dikunjungi untuk berbagai agama, dihimpun detikSumbagsel.

1. Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang atau Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo merupakan masjid tertua di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Masjid Agung Palembang ini dibangun dengan arsitektur yang menggabungkan tiga kebudayaan sekaligus. Yakni Indonesia, Tionghoa, dan Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak wisatawan dari luar kota hingga luar negeri seperti Malaysia pasti singgah ke Masjid Agung untuk melihat sejarahnya jika berkunjung ke Palembang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sulaiman Amin.

Kata Sulaiman, daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke Masjid Agung adalah karena sejarah dan arsitekturnya yang multikultur. Tak hanya itu, banyak lahir kiai besar dari masjid ini.

ADVERTISEMENT

2. Masjid Cheng Ho

Masjid Al Islam Cheng Ho Sriwijaya atau biasa disingkat Masjid Cheng Ho ini konon dinamai sesuai nama laksamana Muslim asal Tiongkok, Cheng Ho. Dia diketahui menyebarkan agama Islam di wilayah yang didatanginya untuk berdagang, salah satunya Indonesia.

Masjid Cheng Ho terletak di kawasan Jakabaring. Masjid ini berdesain seperti rumah dalam budaya Tionghoa. Masjid Cheng Ho memiliki menara yang masing-masing diberi nama Habluminallah (hubungan dengan Allah) dan Habluminanas (hubungan dengan manusia). Masjid ini terdiri dari lima tingkat yang melambangkan jumlah waktu shalat yakni lima waktu.

3. Masjid Kiai Muara Ogan

Masjid Kiai Muara Ogan berada di kawasan Kertapati. Uniknya masjid ini terletak di pinggiran Sungai Musi. Lokasi itu menjadikan Masjid Kiai Muara Ogan tidak hanya bisa diakses jalur darat, namun juga bisa melalui jalur air.

Di sekitar masjid terdapat makam ulama Palembang yang menjadi tempat untuk berziarah bagi wisatawan.

"Masjid Kiai Muara Ogan ini ada pemakaman ulama Palembang. Kalau di Jawa bisa dikatakan sebagai wali. Nah, makam ini sering dikunjungi wisatawan," ujar Sulaiman Amin.

4. Museum Al Quran Raksasa Palembang

Al Quran raksasa yang berada di kawasan Gandus ini diukir dengan ciri khas Palembang, yakni dalam lembar kayu besar. Al Quran ini ditulis di atas 40 meter kubik kayu trembesi dan pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp 2 milar.

Al Quran Al Akbar ini menjadi salah satu Al Quran terbesar berbentuk mushaf. Karena keunikannya, banyak wisatawan dari luar dan dalam negeri yang sering berkunjung.

5. Pulau Kemaro

Pulau Kemaro terletak di tengah-tengah Sungai Musi. Konon meskipun air sungai sedang pasang, tapi Pulau Kemao tidak pernah tenggelam.

Di dalam pulau Kemaro terdapat sebuah kelenteng bernama Hok Ting Rio. Kelenteng ini berdiri sejak tahun 1962. Terdapat makam pangeran Tan Bun An serta Putri Siti Fatimah yang letaknya berdampingan pada area kelenteng. Pulau Kemaro kerap menjadi tempat pilihan wisata saat perayaan Cap Go Meh serta Hari Raya Imlek.

6. Makam Sabo Kingking

Tak hanya kelima destinasi religi di atas, Palembang juga punya destinasi religi berupa pemakaman. Yang pertama ada Kompleks Makam Sabo Kingking. Lokasinya ada di Kelurahan Sei Buah, Kecamatan Ilir Timur II.

Dikutip dari jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Makam Sabo Kingking merupakan makam tertua para raja atau para pangeran penguasa Palembang pertama. Terdapat pula makam guru agama raja bernama Habib Muhammad Imam Al Fasah yang berasal dari Arab.

7. Makam Kawah Tengkurep

Kompleks makam lainnya yang kerap dijadikan wisata religi adalah Makam Kawah Tengkurep. Masih dikutip dari Jurnal Untirta, makam ini dibangun pada 1728 yakni pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I atau Wikramo. Nama Kawah Tengkurep sendiri berasal dari bentuk atap cungkup pada bangunan yang menyerupai kawah yang ditengkurapkan dalam bahasa Palembang.

"Kalau ada wisatawan yang ingin berkunjung ke pemakaman keturunan Kesultanan Palembang, bisa berkunjung ke Sabo Kingking dan Kawah Tengkurep," ujar Sulaiman Amin.




(des/des)


Hide Ads