Ratusan pelajar SMA dan SMK di Palembang mendapatkan bibit cabai gratis dari Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel). Hal itu dilakukan sebagai jurus untuk menekan inflasi di provinsi tersebut.
Tak hanya di Palembang, kegiatan tersebut juga digelar secara serentak di 16 Kabupaten/Kota se-Sumsel pada Senin (4/3/2024).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi mengatakan pembagian bibit cabai ini dilakukan untuk menekan inflasi dan lanjutan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang digelar di sekolah dan kantor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gerakan menanam cabai dengan membagikan bibit cabai ini sebagai upaya untuk menekan angka inflasi. Karena cabai ini salah satu komoditi yang menyumbang inflasi," katanya, Senin (4/3/2024).
Selain ke SMK negeri se-Sumsel, Ruzuan menyebutkan bibit cabai juga diberikan ke organisasi perangkat daerah (OPD) dan kelurahan. Saat ini masih proses pendataan untuk distribusi 2.000 bibit.
"Kemarin bibit cabai dibagikan ke OPD dan Kelurahan untuk ditanam di kantor yang memiliki lahan. Tapi jika tidak memiliki lahan, maka bisa tanam di polybag. Tapi saat ini kita bagikan ke sekolah-sekolah. Harapannya walau tidak menghasilkan cabai banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar tapi setidaknya untuk rumah tangga tidak kesulitan mendapatkan cabai," jelasnya.
Ruzuan mengklaim harga cabai merah saat ini sudah mulai berangsur turun di pasar tradisional yakni Rp 65 ribu per kilogram. Meski masih terbilang mahal, namun pasokannya dipastikan aman.
"Kalau harga fluktuatif. Saat ini permintaan sedang tinggi karena jelang Ramadan banyak masyarakat Muslim sedekah ruwah," ujarnya.
Dia menjelaskan, semua komoditi seperti cabai, telur, ayam, dan beras masih dalam kondisi aman, baik stok maupun harga. Namun jika permintaan sedang tinggi, pasti akan mempengaruhi inflasi. Terutama komoditas telur dan cabai.
"Jadi kita pastikan semua komoditi aman dan untuk mencukupi kebutuhan pasar, Pemprov Sumsel mengadakan operasi pasar dan pangan murah sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi hingga Idul Fitri," pungkasnya.
(dai/dai)