Lampung memiliki makanan unik yang khas bernama segubal atau disebut juga sekubal. Makanan yang sekilas mirip lontong itu biasanya muncul pada momen tertentu seperti bulan Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha atau bahkan pesta budaya.
Pada momen itu, segubal menjamur di Lampung sehingga sangat mudah untuk ditemui. Beberapa pedagang menjual segubal untuk menu buka puasa umat Muslim. Ketika hari raya, masyarakat menyajikan segubal sebagai jamuan untuk sejawat yang silahturahmi ke rumahnya.
Tahukah detikers, meski nikmat dan mengenyangkan perut namun ternyata proses pembuatan tidak mudah. Seperti apa kelezatan dari makanan khas Lampung ini? Yuk simak beberapa ulasan tentang segubal di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses Pembuatan Segubal
Dikutip dari buku Kuliner Lampung milik Kemendikbud, pembuatan segubal terbilang cukup panjang karena membutuhkan waktu yang lama. Namun untuk bahan, segubal hanya memerlukan beras ketan dan santan sebagai langkah awal untuk membuatnya. Ditambah juga campuran garam dan tidak lupa daun pisang untuk membungkus.
Sebelum dicetak menjadi segubal, beras ketan dan santan barus dimasak atau diaron terlebih dahulu. Dinginkan sejenak lalu dibungkus dengan daun pisang. Kemudian lanjut ke proses perebusan.
Biasanya masyarakat Lampung bekerja sama untuk merebus segubal. Mereka membuat tungku besar di halaman rumah supaya bisa masak semuanya sekaligus. Karena segubal yang dimasak terbilang cukup banyak, sehingga akan menghabiskan waktu dan energi apabila memasaknya di dalam rumah.
Segubal direbus dalam wadah besar di atas tungku kayu bakar dengan kondisi api yang stabil. Karena memasak di tungku, jadi harus menjaga keadaan api supaya tetap menyala dan stabil. Sehingga proses pematangan terjadi secara merata.
Pada proses inilah yang menjadi ciri khas dari segubal karena perebusan dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 jam. Tak heran bila makanan khas Lampung ini tersedia pada momen tertentu karena waktu yang lama untuk bisa membuatnya. Karenanya, dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam menunggu segubal matang.
Dari segi bentuk, segubal memiliki kesamaan dengan lontong nasi, lemper dan lemang. Bentuknya panjang, padat dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil. Namun untuk kelezatan, segubal memiliki cita rasa khas yang menjadi keunikan tersendiri.
Keunikan Segubal
Keunikan segubal yang pertama terletak pada tekstur padat dan kenyal ketika dimakan. Mencicipi segubal harus menunggu sampai dingin terlebih dahulu. Supaya nanti akan terasa lebih nikmat dan mudah membuka bungkus daun pisang yang menempel.
Selain itu, segubal ternyata bisa disantap dengan pendamping makanan yang manis ataupun asin. Untuk yang suka manis, bisa mencampur segubal dengan tape ketan hitam ditambah susu kental manis. Sedangkan penyuka rasa asin bisa makan segubal dengan tambahan bumbu rendang, gulai, hingga sambal.
Kedua cara itu menjadi pilihan tersendiri bagi detikers ketika ingin mencoba segubal. Kelezatannya tidak akan berubah karena segubal cocok disantap untuk pendamping makanan manis, asin, gurih bahkan pedas. Itulah yang menjadi keunikan dari segubal.
Makanan yang mengenyangkan ini seringkali dijadikan sebagai oleh-oleh dari Lampung. Namun makanan jenis ini tidak tahan lama di suhu ruang karena tidak mengandung bahan pengawet. Selain itu, segubal yang terlalu lama disimpan akan mengurangi tekstur kekenyalan dan rasa.
Bagi detikers yang ingin mencoba segubal bisa datang ke Lampung saat bulan Ramadhan, Hari Raya Idul fitri dan Idul Adha. Selain itu detikers juga bisa hadir di pesta budaya masyarakat Lampung seperti sedekah, khitanan atau pernikahan. Beberapa masyarakat masih menyajikan segubal sebagai hidangan utama.
Begitulah kelezatan segubal makanan khas Lampung yang proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama. Semoga bermanfaat ya.
(dai/des)