Bekasam, Kuliner Fermentasi Ikan Sungai Khas Sumsel yang Manis, Asam dan Asin

Bekasam, Kuliner Fermentasi Ikan Sungai Khas Sumsel yang Manis, Asam dan Asin

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Kamis, 01 Jun 2023 06:08 WIB
Bekasam Ikan
Bekasam khas Sumsel. (Foto: Wikimedia Commons)
Palembang -

Kuliner di Sumatera Selatan tidak melulu soal pempek, pindang, tekwan dan model saja. Detikers tahu nggak kalau di daerah dengan julukan Bumi Sriwijaya itu punya kuliner khas dari fermentasi ikan, namanya Bekasam.

Bekasam, banyak masyarakat yang tidak tahu soal makanan satu ini karena jarang terdengar. Namun bagi pecinta makanan, pasti tahu Bekasam yang khas dengan rasa dan teksturnya.

Bekasam sama dengan pempek, sama-sama berasal dari ikan. Bedanya, makanan satu ini difermentasikan sebelum dikonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, untuk ikan yang dipilih bisa ikan dari sungai seperti nila, mujair, seluang, gabus dan emas. Ikan-ikan ini mudah didapat di daerah Sumatera Selatan yang kaya akan sumber daya alam.

Cara fermentasi Bekasam ini tidak hanya dengan garam, tapi ikan juga dicampur dengan sedikit nasi. Lalu simpan di tempat kedap udara setelah 10 hari hingga Bekasam bisa di nikmati.

ADVERTISEMENT

"Bekasam bisa menjadi lauk makan. Rasanya asam dan sedikit bau. Bau di sini itu karena unsur fermentasinya, baunya itu ciri khas Bekasam," kata Tina salah satu penggemar Bekasam saat diwawancarai, detikSumbagsel.

Wanita dengan nama lengkap Agustina ini menjelaskan penyajian bisa ditumis dengan dicampur potongan bawang merah, putih dan cabai merah. Bagi yang sudah terbiasa, bisa dimakan langsung seperti itu dengan nasi hangat karena rasanya yang nikmat.

"Kalau pakai Bekasem bisa menggunggah selera kita makan dan bisa nambah. Meski makanan ini terkesan tidak elit karena bau dan rasanya yang mungkin aneh, tapi bagi saya makanan satu ini sangat enak untuk dinikmati bersama nasi panas, menurut penelitian makanan fermentasi baik bagi kesehatan," ujarnya saraya tersenyum.

Asal Usul Bekasam dan Cara Buatnya

Bekasam dibuat sebagai salah satu cara masyarakat dulu untuk mengawetkan ikan pada saat musim panen. Banyaknya jumlah ikan dan belum ada tempat untuk mengawetkan ikan, membuat masyarakat mencoba berbagai cara pengolahan ikan agar ikan tidak cepat busuk.

Fermentasi bekasam dilakukan secara tradisional dengan hanya menambahkan garam dan nasi.

Penambahan nasi pada fermentasi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme. Karbohidrat akan diurai menjadi gula sederhana oleh mikroorganisme, kemudian akan diubah menjadi asam laktat, etanol, asam asetat, asam format dan CO2.

Hasil fermentasi inilah yang akan memberikan rasa dan aroma khas bekasam.

Untuk pembuatan Bekasam sendiri, diawali dengan membersihkan ikan di air mengalir. Lalu letakan ikan dalam toples campur garam dan nasi secukupnya. Lalu tutup toples dan dibiarkan selama 7 hari.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads