Pesan WhatsApp Rika yang Racuni Adik Ipar di Palembang

Sumatera Selatan

Pesan WhatsApp Rika yang Racuni Adik Ipar di Palembang

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Jumat, 20 Des 2024 13:20 WIB
Ilustrasi Whatsapp Bisnis.
Foto: Ilustrasi pesan WhatsApp (Alexander Shatov/Unsplash)
Palembang -

Remaja di Palembang bernama Aisyah Nurfadilah (13) tewas usai diduga diracun oleh kakak iparnya, RK. Hal itu dikonfirmasi oleh RK (19) melalui pesan WhatsApp kepada sang suami atau kakak kandung korban, YA.

Diketahui, Aisyah ditemukan di rumah RK, Jalan Panca Usaha, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, pada Rabu (18/12/2024) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Sebelumnya, mamak mencari Aisyah karena tidak ada yang tau dia di mana. Sore sekitar pukul 17.00 WIB, adik saya (YA) dapat WhatsApp dari RK kalau korban ada di belakang lemari," ungkap kakak korban, Yulis Safitri (31), Jumat (20/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesan tersebut, kata Yulis, diterima adiknya saat sedang bekerja. YA pun langsung pulang dan mengecek ke belakang lemari yang disebutkan RK. Terkejutlah ia melihat sang adik benar telah terbujur kaku tak bernyawa.

"Di chat itu, RK juga mengaku bahwa dia kabur ke Lampung. Dia minta (ke suaminya untuk) jangan dicari," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, RK tak berhasil kabur karena telah lebih dulu ditangkap oleh Satreskrim Polrestabes Palembang berdasarkan laporan yang dibuat Yulis. Hal ini dibenarkan oleh Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono.

"Setelah kami mendapat laporan pada Rabu (18/12) di SPKT Polrestabes Palembang, kami langsung bergerak melakukan pencarian. Saat ini sudah ditangkap," ujarnya, Kamis (19/12).

"Kakak iparnya (terlapor) melarikan diri karena ketakutan. Akhirnya dilakukan pengejaran dan berhasil kami tangkap. Saat ini masih kami periksa di Mapolrestabes Palembang," tutupnya.

Isi Pesan RK

"Maafin aku. Aku benar minta maaf. Aku tidak tau akan jadi seperti ini.

Aku ditawari bermain (dengan) minuman oleh temanku. Untuk 10 orang (yang berhasil ku ajak minum minuman tersebut) akan dapat uang Rp 300 ribu dan aku dapat Rp 1 juta. Itu mainan kami dari dulu. Tapi aku tidak tau akan seperti ini.

Aku cerita dengan dia (temannya) kalau aku ada masalah dengan adik kamu (korban). Alhasil, aku kira dia baik. Tidak taunya, adik kamu (jadi) salah satu korban. Aku tidak tau harus apa. Aku panik, aku tidak tau adik kamu masih hidup atau tidak.

Aku mau minta tolong, tapi aku takut tiba-tiba aku dibawa ke penjara dan aku tidak bisa menjelaskan ke kamu kalau aku benar tidak tau tentang (minuman beracun) itu.

Sepuluh orang mati karena minuman itu dan aku yang dicari polisi sekarang. Ini aku tidak di rumah. Aku menyusul temanku yang buat (minuman beracun) ini. Aku mau membuat dia bertanggung jawab. Aku akan cari dia sampai dapat.

Aku terlalu takut mau bilang ke keluarga kamu. Mamak kamupun tau, Aisyah sudah bilang sama mamak kalau dia disuruh minum jamu. Saat aku lihat Aisyah seperti itu (sekarat usai minum minuman beracun), aku lemas dan panik. Aku tidak tau harus berbuat apa. Ini aku sedang menebus kesalahan aku.

Aku ke Lampung, ke tempat temanku itu. Aku janji, aku akan bawa orang itu ke hadapan kamu.

Maaf sekali lagi, aku memang berengsek. Kalau aku tidak dapat orang itu, aku janji nyawa aku jadi taruhan sebagai tebusan nyawa (Aisyah) yang hilang.

Sekali lagi, Zen (anak RA dan YA) dengan aku. Aku tidak bisa pisah sama dia. Jangan pisahkan aku. Biarlah aku bawa mati daripada dia disakiti."

"Aku minta maaf. Aku benar-benar sayang sama kamu. Tapi ini kesalahan aku, tidak pantas kamu maafkan."

"Maaf mamak nyari-nyari Aisyah. Aku sembunyikan dia di belakang lemari karena aku panik. Badan aku masih gemetar sampai sekarang. Kalau Aisyah hilang nyawa, aku juga harus hilang nyawa. Maafin aku, aku ajak anak kita sama aku."

"Aku sayang kamu selamanya, tapi aku tidak pantas kamu maafkan."

"Aku ke Lampung. Kalau aku tidak ketemu dia (temannya yang menjanjikan uang dengan mainan tersebut), aku janji jasadku yang datang (kembali ke rumah)."

"Maaf. Aku takut keluarga kamu benci sama aku, termasuk kamu."

"Ini salah aku. Seharusnya kita tidak pernah bertemu lagi."

"Aku mati saja."




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads