Beda Pilihan Pilkada, Pria di Tapteng Nekat Tebaskan Parang ke Tetangga

Regional

Beda Pilihan Pilkada, Pria di Tapteng Nekat Tebaskan Parang ke Tetangga

Finta Rahyuni - detikSumbagsel
Kamis, 28 Nov 2024 18:40 WIB
Ilustrasi Parang
Foto: (iStock)
Tapanuli Tengah -

FA (40), warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut), nekat menebaskan parang ke tetangganya. Keduanya sempat cekcok sebelum terjadi penganiayaan tersebut. Salah satu penyebab cekcoknya adalah karena beda pilihan di pilkada.

Diberitakan detikSumut, peristiwa terjadi di sebuah warung di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri pada Rabu (27/11) pagi. Kapolres Tapanuli Tengah AKBP Basa Emden Banjarnahor mengatakan awalnya FA terlibat cekcok mulut dengan korban P Laia (38).

"Kejadian bermula akibat cekcok mulut hingga terjadi adu fisik," ungkap Basa, Kamis (28/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FA kemudian pulang ke rumah untuk mengambil parang, lalu langsung kembali ke warung tadi. Melihat korban masih ada di lokasi, pelaku sontak menebaskan parang ke arahnya.

"Korban sempat berupaya melakukan pembelaan diri. Namun, terduga pelaku melakukan aksi penganiayaan, melukai bagian kepala dan tangan korban," jelas Basa.

ADVERTISEMENT

Korban segera dilarikan ke RSUD Pandan dan hingga kini masih menjalani perawatan. Sedangkan pelaku diamankan ke Polres Tapanuli Tengah. Pelaku tidak menyangkal penganiayaan tersebut.

"Hasil pemeriksaan bahwa terduga pelaku mengakui telah menganiaya korban," kata Basa.

Motif Penganiayaan

Basa menegaskan pemicu utama perseteruan antara pelaku dan korban bukan masalah pilkada. Keduanya diketahui sering berbeda pendapat, termasuk pilihan di pilkada.

"Perlu kami tegaskan bahwa kasus ini tidak ada kaitan dengan Pilkada. Namun, murni karena masalah pribadi yang sudah lama terjadi antara korban dan terduga pelaku," ujarnya.

Senada, Staf Humas Polres Tapteng Brigadir Poniton Simanullang mengungkapkan motif penganiayaan itu karena korban dan pelaku berbeda pilihan. Korban dan pelaku memang sudah sering berselisih paham terkait banyak hal.

"Motifnya, itu murni karena masalah pribadi, karena juga ada perbedaan pilihan di pesta demokrasi ini. Sebelum-sebelumnya, berdasarkan keterangan warga sekitar, mereka sudah sering berseberangan gitu," kata Poniton.

Kronologi Penganiayaan

Poniton menjelaskan awal mula terjadinya cekcok berujung penganiayaan tersebut. Pelaku dan korban sebelumnya sama-sama mencoblos di TPS, kemudian mampir ke warung dekat TPS itu untuk duduk-duduk dan mengobrol.

"Mereka ketemu di situ, nongkrong, cerita-cerita, cekcok mulut, ada perbedaan pendapat. Ini tidak ada kaitan dengan pilkada, urusan pribadi. Mereka yang tidak bijak menanggapi perbedaan pilihan," tutur Poniton.

Pertengkaran itu disaksikan warga yang kemudian berusaha melerai mereka. FA dan P Laia sempat berhasil dipisahkan, tetapi FA tampak masih emosi. Dia pun berjalan pulang ke rumah.

Namun rupanya, pelaku bermaksud mengambil parang di rumah. Dia langsung kembali ke warung. Korban P Laia masih ada di sana. FA yang masih dikuasai emosi langsung menebaskan parang ke korban hingga mengenai bagian kepala dan tangan.

Sementara korban dilarikan ke rumah sakit, pelaku melakukan live streaming di Facebook. Dia menceritakan seolah-olah dirinya baru saja dianiaya dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya.

"Terduga pelaku setelah melakukan aksinya sempat mau berobat ke puskesmas sambil live di Facebook. Data yang kami dapat dari Reskrim, terkait luka yang didapatkan di badan terduga pelaku, kita nggak ada dapatkan," tandasnya.




(des/des)


Hide Ads