32 Pelajar di Jambi Ditangkap karena Tawuran, Berawal Saling Ejek di Medsos

Jambi

32 Pelajar di Jambi Ditangkap karena Tawuran, Berawal Saling Ejek di Medsos

Dimas Sanjaya - detikSumbagsel
Rabu, 27 Nov 2024 09:00 WIB
Polisi menangkap 32 remaja terlibat tawuran di Jambi
Polisi menangkap 32 remaja terlibat tawuran di Jambi (Foto: Dimas Sanjaya)
Jambi -

Polisi menangkap 32 pelajar di Kota Jambi yang terlibat aksi tawuran bersenjata tajam. Aksi tawuran para remaja itu terjadi akibat saling ejek di media sosial.

Wakapolresta Jambi AKBP Nurhadiansyah mengatakan puluhan pelajar yang diamankan itu terlibat dalam dua lokasi tawuran yakni di kawasan Tanjung Lumut, dan Jalan Gatot Subroto.

Aksi tawuran terjadi dalam waktu yang sama pada Jumat (22/11/2024) siang, dan sangat meresahkan masyarakat lantaran melakukan di tempat keramaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah kami lakukan penyelidikan, dari dua lokasi itu kami amankan 32 pelajar yang diduga terlibat tawuran tersebut. Tiga orang pelaku dari TKP Tanjung Lumut, dan 29 orang dari TKP Jalan Gatot Subroto," kata Nurhadi saat konferensi pers, Selasa (26/11/2024).

Nurhadi menerangkan para remaja itu ditangkap berdasarkan analisis video amatir yang direkam warga saat kejadian maupun CCTV di sekitar lokasi. Awalnya, beberapa orang teridentifikasi dan dilakukan penangkapan. Selanjutnya, dilakukan pengembangan sehingga ditangkap puluhan temannya yang lain.

ADVERTISEMENT

"Mereka ini rata-rata pelajar, ada yang SMP, SMA, dan SMK," katanya.

Dari hasil pemeriksaan, kata Nurhadi, keributan para pelajar itu berawal dari saling ejek di media sosial. Mereka kemudian memutuskan untuk bertemu dan melakukan aksi tawuran.

"Untuk penyebab, adanya provokasi di media sosial sehingga dari masing-masing pihak bertemu dan melakukan aksi ini," ujar mantan Kapolres Pesisir Selatan itu.

Sampai saat ini, para remaja itu masih berstatus diamankan. Polisi akan menerapkan mekanisme restorative justice karena semua pelaku masih di bawah umur. Polisi juga mengundang orang tua hingga pihak sekolah masing-masing agar sama-sama bertanggung jawab atas pendidikan karakter perilaku mereka.

"Tindak lanjut kita secara internal melakukan pendekatan restorative justice. Demi kemanfaatan masa depan anak-anak, tentunya nanti akan ada beberapa langkah. Kita lihat nanti setelah gelar perkara," jelasnya.

Nurhadi menambahkan sejauh ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya melakukan pencegahan kenakalan remaja dan geng motor, dengan melakukan patroli di jam rawan malam hari dan upaya preventif berupa sosialisasi di sekolah-sekolah. Namun, dia menyadari bahwa upaya tersebut perlu dukungan dan kepedulian orang tua, guru, dan lingkungan sekitar remaja tersebut.

"Makanya kami sampaikan kepada masyarakat mari bersama-sama menanggulangi, karena segala macam upaya kita lakukan tapi terus terjadi. Kami ucapkan kepada masyarakat yang mem-videokan dan memberikan informasi kepada kami," ujarnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads