IS (16), dalang pembunuhan siswi SMP di kuburan Cina di Palembang, diketahui memiliki masalah kejiwaan. Dia menjadi pelaku tertua di antara 4 pelaku pembunuhan AA (13). Polisi mengungkap bahwa IS tak bisa berteman dengan anak-anak seusianya.
Karena alasan itu, IS cenderung bergaul dengan anak-anak yang lebih muda darinya. Tiga pelaku lain, yakni MZ, NS, dan AS, rata-rata berusia 12-13 tahun. Sosok IS jadi lebih menonjol serta dapat mengendalikan anak-anak yang lebih muda tersebut.
"Jadi IS ini lebih memilih berteman dengan anak yang usianya di bawah dia agar dapat dikendalikan. Itulah mengapa dia dapat mengajak pelaku lainnya melakukan aksi keji tersebut," jelas Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, Sabtu (7/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pemeriksaan sementara dokter psikologi terhadap IS, diketahui bahwa kejiwaan remaja yang hampir menginjak usia 17 tahun ini tidak sehat. Observasi menunjukkan IS tidak seperti anak-anak seusianya.
"Ditemukan bahwa IS pertumbuhan jiwanya tak seperti anak seusia dia. Dia tidak dapat bergaul dengan anak sepantarannya," ungkap Harryo.
Harryo mengungkap bahwa pada saat kejadian, IS yang lebih dulu mencabuli korban. Baru kemudian diikuti oleh tiga pelaku lainnya. Hal itu juga dibanggakan-banggakan oleh IS.
"Semua yang dilakukan tersangka dalam keadaan sadar. Namun secara kejiwaan, karena pertumbuhan jiwanya tidak sehat, dia tidak merasa bersalah," pungkas Harryo.
Hanya IS yang kemudian ditahan untuk saat ini. Sementara ketiga pelaku lain dibawa ke panti sosial untuk dibina sembari menunggu proses hukum berjalan. Ancaman hukuman untuk mereka 15 tahun penjara.
"Yang ditahan hanya satu karena sudah berusia 16 tahun, sementara tiga lainnya dibawa ke panti sosial di Ogan Ilir untuk dibina. Ketiga pelaku ini akan tetap mengikuti proses hukum dan akan tetap menjalaninya. Sambil menunggu proses hukum, mereka dibina di Panti Sosial di Ogan Ilir," jelas Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Sumsel Hendri.
(des/des)