Mahasiswa KKN di Bengkulu Diancam Pemuda Desa

Bengkulu

Mahasiswa KKN di Bengkulu Diancam Pemuda Desa

Heri Supandi - detikSumbagsel
Rabu, 10 Jul 2024 15:40 WIB
Ilustrasi mahasiswa atau mahasiswi menggunakan laptop
ilustrasi mahasiwi (Foto: Getty Images/iStockphoto/pondsaksit)
Bengkulu -

Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 149 UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu diancam oknum pemuda desa saat melakukan KKN di Desa Air Latak, Kabupaten Seluma. Akibat ancaman itu, sejumlah mahasiswa ini pun memilih untuk pindah ke desa lain.

Ketua kelompok 149 KKN UIN Fas Bengkulu berinisial RDA mengatakan, sebelumnya kegiatan mereka di Desa Air Latak, berjalan dengan lancar dan diterima baik oleh masyarakat setempat. Namun, selang beberapa hari kemudian oknum pemuda desa mengusik dan memberikan beberapa ancaman sehingga mengganggu proses berjalannya KKN.

"Selama 7 hari di lokasi tersebut beberapa pemuda desa datang dengan keadaan mabuk, ada satu malam pemuda tersebut membawa tuak dan speaker organ masuk ke dalam sekretariat," katanya, Rabu (10/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RDA menjelaskan, pemuda tersebut tidak terima jika Mahasiswi anggota KKN tidak menemani kedatangan mereka yang berkunjung hingga larut malam.

"Setiap malam pemuda desa berkunjung ke sekret kami, sebenarnya tidak masalah tapi untuk yang perempuan kami batasi sampai pukul 23.00 WIB untuk menerima tamu, karena itulah mereka merasa tidak dihargai," ujarnya.

ADVERTISEMENT

RDA mengungkapkan, para pemuda desa berkunjung hingga pukul 02.00 hingga 03.00, sehingga anggota KKN UIN FAS Bengkulu melaporkan masalah tersebut ke imam masjid, tokoh masyarakat, tetangga, pemilik rumah (Sekretariat) hingga ke kepala desa.

"Kami sebelumnya sudah menyampaikan masalah ini dengan kepala desa, namun hingga kami ditarik kembali oleh panitia untuk dievaluasi Kepala Desa Air Latak tidak ada memberikan jaminan yang pasti kami bisa melanjutkan kegiatan KKN di desa tersebut dengan aman," ujarnya.

Bukan itu saja, tindak ancaman dan pelecehan seksual (cat calling) juga diterima oleh mahasiswi peserta KKN UIN FAS Bengkulu. Mendapati perlakuan tidak baik itulah, akhirnya kelompok 149 KKN UIN FAS Bengkulu yang berjumlah 11 orang terpaksa harus pindah lokasi ke desa lain untuk menjalani proses KKN.

"Anggota saya yang perempuan terus dipanggil dengan kata 'sayang' atau 'Beb', jadi mereka (mahasiswi) sangat ketakutan apalagi mereka datang dengan keadaan mabuk tuak," ujarnya.




(csb/csb)


Hide Ads