Kasus kematian gadis bernama Nasifa (20) yang ditemukan tewas tanpa busana di bekas kolam galian batu bata, di Kabupaten Batanghari, Jambi, belum juga terungkap. Polisi masih kesulitan karena minimnya saksi.
Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pengungkapan pelaku di balik kematian gadis yang akrab disapa Sifa itu. Polda Jambi memberikan asistensi kepada Polres Batanghari untuk melakukan penyelidikan bersama.
"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap dan kami bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk melakukan pengungkapan," katanya, Selasa (2/7/2024).
Andri menerangkan bahwa saat ini kendala yang dihadapi penyidik karena menimnya keterangan saksi, terutama yang melihat saat korban sebelum ditemukan meninggal dunia di bekas kolam batu bata, pada Selasa (27/2/2024) lalu.
"Kendalanya saat ini kita belum mendapat saksi yang menerangkan posisi, waktu, dan tempat yang bersangkutan (korban) keluar dari rumah sebelum dinyatkan meninggal dunia setelah beberapa hari kemudian," ujar Alumni Akpol 2000 itu.
Saat ini, kata Andri, pihaknya sudah memeriksa 26 saksi untuk mendapatkan petunjuk penyelidikan ini. Beberapa saksi bahkan dilakukan pemeriksaan secara berulang untuk mendapat titik terang.
"Kami masih berulang dari sejumlah saksi. Kami masih dalami terkait orang-orang yang melihat korban terakhir keluar rumah dan di seputar rumah. Tentunya kita tidak akan terus berhenti melakukan penyelidikan baik dari Polres dan Polda," jelasnya.
Untuk diketahui, korban Sifa ditemukan tewas pada Selasa (27/2/2024) siang. Jasadnya mengapung di lubang galian batu bata di Paal 6, Kampung Baru, Kecamatan Muara Tembesi, Batanghari, dengan kondisi tanpa busana.
Gadis yang akrab disapa Sifa itu sempat dilaporkan 4 hilang di Polres Batanghari, sebelum akhirnya ditemukan tewas di lubang galian tersebut.
Di tubuh korban ditemukan 3 luka di bagian punggung diduga bekas luka benda tajam. Hasil autopsi juga menguatkan bahwa Sifa merupakan korban pembunuhan.
(csb/csb)