Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) berinisial DA kembali mendatangi SPKT Polrestabes Palembang. Dia datang untuk melaporkan kembali kakak perempuannya yakni AH atas dugaan penganiayaan terhadap dirinya.
"Hari ini melapor atas diri aku sendiri karena dianiaya oleh ayuk kandungku," katanya, Senin (10/6/2024).
DA menceritakan, kejadian yang dialaminya terjadi saat dirinya bersama anaknya main ke rumah neneknya di kawasan Sako, Palembang, Rabu (5/6/2024) sekitar pukul 09.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat akan pulang ke rumah, sambungnya, dia ditabrak dari belakang oleh AH menggunakan motor.
"Ditabrak ayuk kandungku berdua dengan anak, sudah ditabrak itu aku berusaha menghindar dari ayukku lalu masuk ke dalam rumah, tapi tetap dikejar dan dipukul di sana," ujarnya.
Akibat kejadian itu, DA mengaku dirinya mengalami luka memar di sekujur tubuh.
"Memar di kepala, leher, tangan dan sudah divisum. Kalau aku di kepala, leher, dan kaki," ungkapnya.
Dirinya berharap dengan adanya 2 laporan yang dibuatnya, AH dapat segera dipanggil pihak berwajib. Sebab, aksi yang dilakukan terlapor sudah sering dilakukannya.
"Dia itu merampas hak aku untuk pulang ke tempat orang tua aku, tanpa motif yang jelas," ujarnya.
Sementara itu, petugas piket SPKT Polrestabes Palembang Ari mengaku bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari korban.
"Untuk laporan sudah kami terima dan kami serahkan ke piket," ujarnya.
Terkiat dengan laporan pertamanya yang anaknya berusia 1 tahun diduga dianiaya terlapor, dia meminta untuk menanyakannya kepada piket reskrim.
"Untuk LP pertama kami kurang tahu proses terkini. Bisa ditanyakan ke piket reskrim," katanya.
Sebelumnya diberitakan, DA telah membuat LP pertama ke PPA Polrestabes Palembang atas penganiayaan anaknya yang baru berusia 1 tahun pada Rabu, (5/6/2024).
Peristiwa ini terjadi di Jalan Lebak Murni, Lorong Karya Murni 2, Sako, Kota Palembang, Sumatera Selatan pukul 09.30 WIB.
Akibat kejadian itu, anak dan ibu ini mengalami sejumlah luka memar di leher, kepala, tangan, dan kaki akibat dipukul oleh kakak kandungnya.
Artikel ini ditulis oleh Bagus Rahmat Nugroho peserta Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(csb/csb)