Candra Widodo (38) tewas kelelahan saat mencoba kabur setelah digerebek polisi di Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel). Merasa janggal, keluarga meminta jenazah korban untuk diautopsi.
Kakak Candra, Pebri Wita Damayanti (45) mengatakan keluarganya tak percaya Candra tewas karena kelelahan. Dirinya merasa kematian sang adik penuh dengan kejanggalan.
"Kami menemukan banyak kejanggalan. Jadi keluarga minta jenazah untuk diautopsi agar jelas penyebab kematian adik kami," ungkapnya, Rabu (1/5/2024).
Yanti mengaku mendapat keterangan bahwa adiknya jatuh ke jurang yang curam. Namun, keluarga tak menemukan sedikitpun goresan di tubuh Candra.
"Keterangan yang kami terima, Candra jatuh saat berlari dari kejaran polisi, tapi tidak ada goresan. Kalau jatuh, pasti setidaknya ada (goresan)," katanya.
Dirinya menyebutkan, keluarga sudah mengetahui bahwa Candra meninggal saat mencoba kabur dari penggerebekan lokasi bandar sabu.
"Infonya yang diamankan 2 orang. Tempatnya itu yang digerebek itu tempat bandar sabu, pas kebetulan Candra ada di sana," katanya.
Yanti berharap dapat menemukan titik terang dari kematian adiknya.
"Kami minta diautopsi karena ada banyak kejanggalan yang kami temukan. Harapannya, kami minta kejujuran dari aparat," harapnya.
Sementara itu, Kanit Idik Satresnarkoba Polres Lahat Ipda Triputra menyebutkan pihaknya memfasilitasi permintaan keluarga untuk autopsi.
"Pihak keluarga menginginkan jenazah untuk diautopsi. Kami fasilitasi, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Palembang hari ini (Rabu) (1/5/2024)," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa Candra bukan jatuh ke dalam jurang seperti yang beredar. Dirinya kemudian menegaskan bahwa tidak ada kekerasan oleh pihaknya terhadap jenazah wiraswasta tersebut.
"Satresnarkoba Polres Lahat memastikan tidak adanya kekerasan. Tidak ada yang di luar SOP apalagi kekerasan," tegasnya.
(csb/csb)