Rumah Masuri Penusuk Besan hingga Tewas Dilempari Batu oleh Warga

Sumatera Selatan

Rumah Masuri Penusuk Besan hingga Tewas Dilempari Batu oleh Warga

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Senin, 25 Des 2023 11:30 WIB
Tabrakan Kaca Pecah. Hasan Alhabsy /ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi (Foto: Hasan Alhabsy)
Musi Rawas -

Herman alias Manda (47) warga Musi Rawas, Sumatera Selatan tewas setelah ditusuk besannya, Masuri (54). Setelah kejadian, warga yang kesal diduga melempari rumah pelaku dengan batu, sehingga kaca rumah pecah.

Tewasnya guru ngaji yang ditemukan di rumahnya di RT 3, Kelurahan Pasar Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura) itu tak khayal membuat kehebohan bagi masyarakat setempat. Warga yang tak terima dengan aksi sadis pelaku Masuri pun melampiaskannya dengan melempari rumah pelaku dengan batu.

"Rumah Masuri dapat teror dari warga karena mereka kesal atas kejadian pembunuhan Manda (sapaan Herman). Ditambah lagi Masuri juga tidak disukai warga sekitar, selain karena sering bermasalah juga tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan tetangga kanan kiri pun tidak bertegur sapa karena ada masalah," ujar Camat Muara Beliti, Supriadi saat dihubungi detikSumbagsel, Minggu (24/12/2023).

Dia menyebut, lemparan batu ke rumah Masuri itu membuat kaca rumah pecah. Bekas pecahan kaca dan batu pun berserakan di depan rumah pelaku.

"Saat saya datang ke rumah Masuri, ada dua kaca nako yang pecah, mungkin warga masih kesal atas insiden pembunuhan yang terjadi di wilayahnya," jelasnya.

Namun, Supriadi tidak mengetahui detail siapa saja yang melempar batu ke rumah pelaku itu. Diduga, aksi teror dilakukan warga setempat pada Sabtu (23/12/2023) malam. "Saya tidak tahu pelaku pelemparnya," sebutnya.

Diakui Supriadi, dirinya menyayangkan aksi pelemparan itu. Sebab, kasus itu sudah ditangani polisi.

Supriadi berharap, meski warga masih kesal dapat tetap menjaga kondisi lingkungan sekitar dalam kondisi aman dan kondusif.

"Jangan sampai, aksi anarkis terjadi. Beberapa pihak dari keluarga Manda ada yang sempat kesal dan berteriak-teriak tidak terima saudaranya dibunuh. Teriak-teriak ingin mencari Masuri untuk balas dendam, tapi itu hal biasa ya, namanya juga keluarga masih emosi," katanya.

Saat proses pemakaman korban Herman Sabtu sore lalu, kata dia, Polsek Muara Beliti juga ikut menjaga dan memastikan agar suasana di masyarakat tetap kondusif dan aman.

Diberitakan sebelumnya, Masuri (54) menikam besannya, Herman alias Manda (47) lantaran tak terima anaknya ditusuk lebih dulu. Usut punya usut, ternyata Herman menusuk anak Masuri karena sempat berselisih paham soal pamali membawa cucu.

Kapolres Musi Rawas, AKBP Danu Agus Purnomo melalui Kasi Humas Iptu Herdiansyah mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa awalnya RA (15), anak dari Masuri, berkunjung ke rumah Herman pada Sabtu (23/12). RA datang pukul 09.30 WIB bersama kakak perempuannya, Wiwin, yang juga merupakan menantu Herman.

"(RA) saat itu datang bersama Wiwin, kakak perempuannya. (Wiwin) hendak menunjukkan anaknya yang baru berumur 6 hari kepada mertuanya," jelas Herdiansyah.

Namun, melihat usia cucunya tersebut, Herman melarang Wiwin datang. Disebut-sebut menurut adat setempat, pamali membawa keluar bayi yang belum berumur seminggu karena belum ditepung.

Karena niat baik kakak perempuannya ditolak, RA kesal. Dia pun menyerang Herman dengan cara memukul dan menendang. Herman yang tak terima balas menyerang RA dengan menusuknya.

"Korban mencabut pisau dan menusuk RA di bagian rusuk kiri. RA kemudian pulang ke rumah orang tuanya dan melaporkan kejadian itu kepada bapaknya, Masuri," ujar Herdiansyah.

Masuri pun mendatangi rumah besannya dengan membawa pisau. Herman pun ditusuk di bagian perut dan leher hingga tewas. Setelah itu, Masuri langsung kabur.

"Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka tusuk di bagian perut sebelah kanan dengan usus terburai dan luka tusuk di pangkal leher bagian kiri," jelasnya.




(dai/dai)


Hide Ads