Polres Banyuasin tengah mengejar bos dari tiga petani yang sebelumnya diisukan hilang diculik. Ketiga petani itu sejatinya ditangkap polisi atas kasus perusakan lahan.
Kasat Reskrim Polres Banyuasin Iptu M Kurniawan Azwar meluruskan bahwa kabar penculikan ketiga petani itu hanya isu semata, yang diduga disebarkan oleh bos dari ketiga petani tersebut.
"Kita kaget tiba-tiba ada isu liar itu. Kita dalami para tersangka ini, kita periksa dan ternyata mereka mengaku perusakan itu mereka lakukan atas perintah bos mereka tersebut," jelas Iptu Kurniawan kepada detikSumbagsel, Jumat (10/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bos yang belum diungkap identitasnya ini merupakan seorang residivis kasus perusakan lahan sawit. Diduga dia menyebarkan isu penculikan ini karena tidak terima anak buahnya ditangkap polisi.
"Bosnya ini bisa dikatakan preman lah dan memang residivis di kasus seperti itu juga," lanjutnya.
Kasus ini sendiri dimulai pada April 2023. Pihak perusahaan PT AR yang menjadi korban melapor bahwa lahan mereka dirusak. Anggota sekuriti yang pertama kali melihat kondisi TKP, di mana dua pondok pemantau sudah hangus serta 520 batang pohon sawit rusak.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi menemukan terduga pelaku, yakni tiga petani tersebut. Mereka kemudian masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan baru berhasil ditangkap Jumat (3/11) pekan lalu. Ketiganya yakni Heriyanto alias HY, Amiruddin alias A, dan Pateno alias IS.
"Anggota kita langsung menuju kediaman para tersangka untuk melakukan upaya persuasif dan mengamankan mereka dengan menunjukkan sprin (surat perintah) penangkapan ke pihak keluarga dan ditembuskan ke Kades (kepala desa)," lanjut Iptu Kurniawan.
Namun, diduga atasan para petani itu tidak terima atas penangkapan tersebut. Dia pun mengatakan pada pihak keluarga tersangka bahwa yang datang menangkap para tersangka kemarin bukan polisi, melainkan orang tak dikenal yang sengaja mau menculik ketiga petani tersebut.
Para tersangka sendiri mengaku hanya menjalankan perintah bosnya untuk merusak lahan dan membakar pondok pemantau tersebut. Mereka mengaku tidak tahu bahwa lahan itu kepunyaan pihak lain.
"Jadi setelah kita dalami, rupanya mereka ini diperintah bosnya untuk merusak lahan sawit milik perusahaan tersebut. Mereka ini bekerja, mereka ngakunya tidak tahu kalau lahan yang mereka rusak itu merupakan lahan perusahaan," terangnya.
(des/des)