Keluarga Beny Eks Polisi yang Tewas di Tambang Timah Gelar Aksi Hingga Bakar Ban

Bangka Belitung

Keluarga Beny Eks Polisi yang Tewas di Tambang Timah Gelar Aksi Hingga Bakar Ban

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Senin, 02 Okt 2023 23:30 WIB
Keluarga mantan polisi yang tewas gelar aksi di Mapolres Bangka Tengah.
Foto: Deni Wahyono/detikcom
Bangka Tengah -

Keluarga dan kerabat Valentinus Beny Gunawan (35), mantan polisi di Bangka Tengah yang ditemukan tewas di tambang timah ilegal menggelar aksi protes. Aksi yang dilakukan di depan ruang Satreskrim Polres Bangka Tengah ini merupakan bentuk kekecewaan mereka atas hasil autopsi yang menyatakan Beny tewas bukan karena dibunuh.

Dalam aksi pada Senin (2/10/2023) tersebut, massa sampai membakar ban dan memecahkan kaca Unit PPA Satreskrim. Mereka menuntut agar polisi mengusut tuntas kasus tewasnya Beny.

Keluarga menegaskan tidak percaya pada hasil autopsi dan meminta polisi menghadirkan saksi-saksi yang diperiksa. Pihak keluarga ingin mendengar langsung pengakuan saksi-saksi dalam kasus tersebut. Sebab, ada saksi yang menyatakan bahwa Beny mengonsumsi sabu sebelum ditemukan tewas. Namun, permintaan keluarga itu tidak langsung dikabulkan polisi dengan alasan perlindungan saksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada ratusan lebih anggota keluarga dan kerabat korban, termasuk dari masyarakat yang tergabung dalam Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor) Bangka Belitung yang datang.

"Ini bentuk respons dari pihak keluarga almarhum, terkait permintaan pihak keluarga untuk bertemu para saksi. Kan sudah lama (permintaan ketemu saksi)," jelas Kuasa Hukum Flobamora, Tian Handoko Teralanu kepada wartawan di Mapolres Bangka Tengah, Senin (2/10/2023).

ADVERTISEMENT

Suasana audiensi setelah aksi keluarga mantan polisi yang tewas di Bangka Tengah.Suasana audiensi setelah aksi keluarga mantan polisi yang tewas di Bangka Tengah. Foto: Deni Wahyono/detikcom

Pada akhirnya, para keluarga akhirnya dipertemukan dengan para saksi. Namun Tian menyebut, meskipun sudah mendengarkan keterangan saksi, pihak keluarga belum meyakini bahwa korban tewas bukan dibunuh. Termasuk hasil autopsi jenazah.

Sebelumnya, hasil autopsi jenazah Beny diumumkan pada Selasa (26/9/2023) lalu. Saat itu dokter forensik menyebut tak ada tanda kekerasan pada jenazah, baik luar maupun dalam.

"Kita lihat dari gestur keluarga, belum meyakini keterangan saksi. Dan kita bisa dengar sendiri tadi, ada beberapa keterangan saksi yang masih tidak sinkron. Terutama si Sri, dia ngomong yang satu beda, dia ngomong ke yang lain beda," tegasnya.

Massa akhirnya membubarkan diri pukul 17.48 WIB setelah diberikan kesempatan untuk mendengarkan pengakuan para saksi dan beraudiensi dengan pihak Polres Bangka Tengah.

Kapolres Bangka Tengah AKBP Dwi Budi Murtiono mengungkapkan bahwa pihaknya bukan tidak mau memberikan izin agar keluarga bertemu para saksi. Namun ia menyebut ada mekanismenya.

"Pada pertemuan sebelumnya, mereka (keluarga) meminta dipertemukan dengan para saksi. Namun kita sudah upayakan dengan mereka teknisnya dan waktunya kita atur," jelas AKBP Dwi saat ditemui di Mapolres Bangka Tengah.

Saat polisi sedang mengatur waktu dan teknis pertemuan itu, pihak keluarga tiba-tiba datang ke Mapolres. Polisi sempat menghadang massa yang datang.

Dalam kesempatan itu juga, pihak keluarga menyerahkan sejumlah barang bukti baru untuk mengungkap kematian korban. Antara lain celana, tali dengan bercak darah, serta parang.




(des/des)


Hide Ads