Penagih Retribusi Pasar Nyaris Tewas Ditikam Gunting-Obeng 2 Preman

Sumatera Selatan

Penagih Retribusi Pasar Nyaris Tewas Ditikam Gunting-Obeng 2 Preman

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Jumat, 29 Sep 2023 19:15 WIB
Polisi saat mengintrogasi kedua preman yang membunuh penagih petribusi pasar di Palembang
Polisi saat mengintrogasi kedua preman yang membunuh penagih petribusi pasar di Palembang (Foto: Prima Syahbana)
Palembang -

Beni Hendri (46), penagih retribusi pedagang di Pasar Km 5 Palembang nyaris tewas ditikam gunting dan obeng secara brutal. Ada sembilan luka tusuk yang dialami korban.

Aksi penganiayaan berat yang dialami warga Jalan Masjid, Kelurahan Sukajaya, Sukarami itu terjadi, saat aktivitas di pasar tersebut sedang ramai-ramainya, pada Minggu (17/9) sekitar pukul 05.10 WIB lalu.

Sebelum kejadian, Beni disebut tengah memungut uang retribusi ke pedagang seperti biasa. Lalu, ia tiba-tiba dihampiri dua preman dan langsung dikeroyok, ditikam gunting dan obeng. Itu terjadi diduga karena Beni mangkir memberikan uang pungli Rp 50 ribu yang sebelumnya sempat diminta pelaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban yang menderita 9 luka tusuk usai ditikam kedua pelaku secara bergantian di tubuh bagian depan dan belakang. Saat itu, Beni langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Palembang. Sementara, kedua preman itu kabur melarikan diri.

Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihartono mengatakan, setelah pihaknya dari Satreskrim Polrestabes Palembang menerima adanya laporan tersebut, penyelidikan mendalam pun dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Setelah kita mengetahui identitas pelaku, kita langsung melakukan upaya pengejaran untuk menangkap pelaku," kata Kombes Harryo di Palembang, Jumat (29/9/2023).

Adapun identitas kedua pelaku yang berhasil ditangkap beberapa hari lalu itu, yakni Amir alias Cakuk (51) warga Sukajaya Sukarami, dan Indra Budiman (34) warga Soak Simpur, Kecamatan Sukarami, Palembang.

Dalam aksinya, Cakuk yang menikam korban sebanyak 7 kali pakai gunting. Sementara Indra menikam korban 2 kali pakai obeng. Usai ditangkap dan diperiksa intensif, kedua preman itu pun mengakui perbuatannya.

"Kejadian ini bermotif dendam, tidak suka (tak diberi korban uang pungli) kemudian emosi yang akhirnya tersangka melakukan tindak kejahatan melakukan penusukan kepada korban. Setelah menusuk korban, tersangka utama Cakuk ini membuang barang bukti di sekitar TKP dan masih dalam pencarian," katanya.

Meski kepada polisi Cakuk berdalih meminta uang (pungli) ke korban itu untuk membeli susu anak, polisi tak percaya begitu saja. Karena, polisi telah memiliki data premanisme di kawasan tersebut.

Menurut Harryo, kedua pelaku sehari sebelum kejadian memang sudah merencanakan penganiayaan terhadap Beni. Sebelum beraksi, keduanya juga sempat menenggak minum keras (miras) agar lebih percaya diri saat menganiaya korban.

"Kejadian ini terencana, di mana malam sebelumnya kedua tersangka meminum minuman keras. Sehingga merencanakan tindak kejahatan kepada korban," katanya.

"Tersangka kita kenakan pasal 170 KUHP berlapis dengan pasal yang ada (penganiayaan berat), dan kedua tersangka ini merupakan residivis, pernah melakukan kejahatan dan sudah divonis," sambungnya.

Sang preman, Cakuk mengaku jika saat kejadian korban tak seperti biasa. Karena selama ini korban menurutnya memang rutin menyetor pungli kepadanya. Namun, di hari nahas itu korban tidak memberikan setoran tersebut kepadanya.

"Biasanya ada jatah saya setiap hari dari korban, saat itu saya minta tidak diberi sehingga saya emosi. Tidak banyak sehari biasa di kasih Rp10 ribu untuk uang minyak," dalih Cakuk.




(mud/mud)


Hide Ads