Kepolisian Resort (Polres) Merangin berhasil mengungkap kematian Sindy (26) tahun yang ditemukan tak bernyawa di tengah kebun di Desa Salam Buku, Kecamatan Batang Masumai. Polisi memastikan bahwa Sindy tewas karena dibunuh oleh suaminya Angga (24).
Fakta-fakta atas kematian Sindy sebagai korban pembunuhanpun terungkap. Angga mengakui perbuatannya dan membenarkan bahwa dia telah menghabisi Sindy. Sebelum membunuh Sindy, Angga terlebih dahulu menganiaya Sindy dihadapan anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Baca juga: Tampang Suami Sadis Pembunuh Sindy |
Berikut sejumlah fakta pembunuhan Sindy yang dirangkum detikSumbagsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Angga mengakui bahwa dia membunuh Sindy lantaran cemburu. Pelaku cemburu saat mengetahui istri sirinya pergi karaoke bersama teman-temannya. Pelaku menasehati korban namun malah terjadi keributan.
Angga menasehati istrinya itu usai makan siang. Kepada polisi, Angga mengaku sakit hati menerima jawaban dari istrinya yang tak mau dinasehati.
2. Angga mengajak Sindy menggunakan sepeda motor pergi ke suatu perkebunan bersama anaknya yang diketahui masih berusia 3 tahun. Awalnya, sebagai TKP pertama di suatu pondok di tengah perkebunan warga.
Di sana pelaku menganiaya korban menggunakan kayu. Aksi penganiayaan itu bahkan disebut sempat dilihat oleh anak korban.
3. Tak berhenti di situ, Angga membawa Sindy ke tempat yang cukup jauh dan jarang dilalui warga. Di tengah perkebunan itu, Angga menghabisi nyawa korban dengan kayu dan pisau sebagaimana barang bukti yang telah diamankan polisi.
Bahkan setelah Sindy meninggal, Angga juga masih melukai Sindy. Salah satunya menusuk kemaluan Sindy dengan benda tajam.
4. Angga berusaha menutupi perbuatan biadabnya dengan membuat Sindy seolah-olah menjadi korban pemerkosaan. Berbagai upaya dilakukan Angga, termasuk membuat tulisan di tripleks berisi pesan sebagai orang yang dianiaya.
Tulisan itu dibuat menggunakan arang. Diletakkan dilokasi kejadian. Pesan itu berisi untuk menguatkan bahwa Sindy sebelum meninggal sempat bertemu dengan seorang pria. Pesan itu ditulis di atas triplek menggunakan alat tulis diduga arang.
(bpa/bpa)