Tak Ada Kata Kasar, Ini yang Diucapkan Dian Dosen UIN ke Tukang Bangunan

Regional

Tak Ada Kata Kasar, Ini yang Diucapkan Dian Dosen UIN ke Tukang Bangunan

Ahmad Viqi - detikSumbagsel
Sabtu, 26 Agu 2023 20:56 WIB
Fatin Nabila Fitri dan Prof. Moh Hasil Tamzil, adik dan ayah kandung Dian dosen UIN Solo yang dibunuh tukang bangunan di Mataram, Sabtu (26/8/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Foto: Fatin Nabila Fitri dan Prof. Moh Hasil Tamzil, adik dan ayah kandung Dian dosen UIN Solo yang dibunuh tukang bangunan di Mataram, Sabtu (26/8/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Wahyu Dian Silviani (34), dosen UIN Raden Mas Said Solo tewas di tangan tukang bangunan. Kuli tersebut mengaku sakit hati dikata-katai dengan kasar oleh Dian. Namun, pihak keluarga almarhumah membantah keras tudingan tersebut.

Fatin Nabila Fitri (22), adik kandung Dian mengaku melihat sendiri ketika kakaknya mengecek rumah dan bertemu dengan tukang bangunan berinisial DF (23) tersebut. Hal itu Nabila ungkapkan usai pemakaman kakaknya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), seperti dilansir detikBali.

"Saya di Solo dari 3 Agustus hingga 17 Agustus 2023. Kalau pelaku bilang kakak saya tololin dia, padahal kakak saya ngecek ke rumah itu cuma datang melihat. Pas ke sana, kakak saya malah izin ke tukang itu. Suwun Pak suwun (Terima kasih Pak, terima kasih)," tutur Nabila, Sabtu (26/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian disebutkan juga menegur tukang bangunan karena hasil pembangunan tembok tidak sesuai dengan permintaannya. Namun menurut Nabila, justru sang kakak sempat ragu-ragu mau menegur tukang tersebut karena sungkan. Dian sampai meminta pendapat Nabila.

"Waktu itu (kakak) minta dihancurin kamar di belakang karena terlalu kecil kan. Hal yang begitu-begitu, kakak saya tanya ke saya dulu. 'Apa harus saya tegur itu tukangnya karena itu temboknya udah berdiri?' Gitu kata kakak saya," lanjut Nabila.

ADVERTISEMENT

Dian, lanjut dia, merupakan sosok yang sopan. Ia selalu berusaha membuat orang tidak tersinggung. Karenanya, Nabila tidak terima jika kakaknya dituduh mengata-ngatai orang hingga pelaku tega membunuh Dian.

"Kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek, tolol-tololin dia. Saya saksi di sana. Dua minggu saya melihat mereka kerja. Saya nggak terima kakak saya dibilang gitu," ujar Nabila kecewa.

Cerita Nabila didukung oleh sang ayah, Prof Moh Hasil Tamzil. Tamzil meminta agar kepolisian di Sukoharjo, Jawa Tengah, tidak menerima begitu saja pengakuan DF yang terkesan mengada-ada.

"Anak saya orang baik. Tidak pernah ngomong kotor dan kasar. Dia orang yang sangat bekerja sama. Itu pesan saya dari testimoni dari teman-teman di Solo," tegas Tamzil.

Jenazah Dian dimakamkan di kampung halamannya di Mataram pada Sabtu (26/8/2023). Tepatnya di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads