Satu petani yang kritis dalam peristiwa duel maut hingga kini masih dirawat di rumah sakit. Dalam peristiwa yang terjadi di Desa Sebilo, Kecamatan Pino, Bengkulu Selatan itu, 3 petani tewas. Korban kritis kini dijaga penuh 24 jam oleh pihak Polres Bengkulu Selatan.
Keempat petani yang terlibat duel maut ini diketahui masing-masing memiliki hubungan keluarga. Dua korban tewas yakni Juno (41) dan Dudi (40) merupakan kakak-adik, sedangkan korban tewas ketiga yakni Kani (51) merupakan ayah dari korban yang saat ini kritis, Een Fernando (29).
Een pun menjadi saksi kunci dari peristiwa berdarah akibat konflik lahan. Karena itu polisi melakukan penjagaan ketat dan hanya pihak keluarga yang boleh menjenguk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan, Iptu Susilo mengatakan bahwa Een mengalami luka bacok di kepala dan tangan. Ia dirawat RSUD Hasanuddin Damrah Manna, Bengkulu Selatan.
"Satu orang yang selamat masih dirawat di rumah sakit. Ada beberapa luka di kepala, tangan, dan badan. Korban Een masih di ruang perawatan RSUD dan dijaga petugas. Yang boleh membesuk hanya kerabat dekat dan dilakukan pengecekan," kata Susilo kepada detikSumbagsel, Rabu (16/8/2023).
Sementara itu, Kepala Desa Sebilo, Enudi Rahyan mengungkapkan bahwa lokasi perkelahian yang merupakan areal persawahan berada jauh dari permukiman, sehingga tidak ada yang mengetahui persis kejadian berdarah tersebut.
"Adanya kasus pembunuhan ini karena korban yang selamat mencoba menelepon warga lain. Dari situlah saya bersama warga lainnya mendatangi lokasi dan menemukan tiga orang telah meninggal dan satu lagi terluka parah," ungkap Enudi.
Kata dia, korban Jono yang meninggal telah membeli sawah dari orang lain pada 2015 dan telah memegang surat kepemilikan lahan. Namun pada 2023, korban Kani mengklaim sawah tersebut miliknya yang diperoleh dari orang tuanya.
"Korban Jono ini membeli tanah tersebut dari Sari. Nah, Sari ini membeli dari kakak korban Kani. Pada tahun inilah Kani mengklaim sawah itu miliknya. Dan saat korban Jono tidak di sawah, Kani dan anaknya menanami sawah dengan padi," papar Enudi.
Mengetahui ada korban Kani bersama anaknya di sawah, korban Jono dan Dudi pun mendatangi Kani di sawah miliknya.
"Mungkin terjadi perselisihan antara keduanya. Kita tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. Kita ke lokasi sudah menemukan kakak dan adik serta Kani telah meninggal di lokasi persawahan," lanjut Enudi.
(des/mud)