Sosok Redho Mahasiswa Korban Mutilasi di Mata Pembina Pramuka SMA

Bangka Belitung

Sosok Redho Mahasiswa Korban Mutilasi di Mata Pembina Pramuka SMA

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Sabtu, 22 Jul 2023 14:03 WIB
Suwartono, guru pramuka Redho Tri Agustian di SMA.
Foto: Deni Wahyono/detikcom
Pangkalpinang -

Redho Tri Agustian, mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammad Jogjakarta menjadi korban mutilasi. Tewasnya Redho menyisakan duka yang mendalam bagi orang-orang terdekatnya.

Ia pun dikenal sebagai anak yang aktif, termasuk di remaja masjid maupun pramuka. Lalu seperti apa sosok Redho di mata guru Pramukanya saat di SMA?

"Selama sekolah di SMA 4 Pangkapinang, baik sebagai siswa, anggota pramuka, Redho ini memiliki sikap yang baik, etika sopan santun yang baik termasuk adabnya juga baik," kata Suwartono kepada detikSumbagsel, Sabtu (22/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semasa bersekolah di SMA 4 Pangkapinang, Redho sering membagikan cerita terhadap guru dan teman-temanya. Bahkan dia dikenal anak yang cerdas sering mengikuti beberapa macam lomba baik secara akademi atau pun non akademik.

"Pengamatan saya, almarhum adalah anak yang bisa menjadi contoh untuk teman-teman yang lain. Supel dalam pergaulan, bahasanya juga bagus dengan gurunya juga hormat termasuk dengan temannya, baik seangkatan maupun di atasnya juga baik," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Suwartono menyebut, Redho aktif di berbagai kegiatan. Tak hanya pramuka, tetapi juga seni dan keagamaan. Suwartono pun mengaku cukup dekat dengan Redho yang pernah mencetuskan maskot pramuka sekolah mereka.

"Kegitan di sekolah dia akitf, misalnya seni dia ikut, keagamaan dia ikut, apa lagi pramuka. Almarhum dekat dengan saya, kebetulan saya pembinanya karena dia Pradananya dan salah satu pencetus maskot gerakan pramuka di SMA ini," timpalnya.

Menurut Suwartono, setiap pulang ke Bangka, Redho masih sering menengoknya dan teman-teman yang lain. Karena itu, dia mengaku syok mendengar muridnya itu menjadi korban mutilasi sadis. Dia pun tak menyangka Redho harus meninggal dengan cara seperti itu.

"Iya syok denger kabar. Dia jadi korban kedua orang ini (tersangka). Sepengetahuan kami selama hidupnya korban tidak pernah neko-neko yang kami temui selama di SMA 4 ini. Meskipun dia kuliah, pas pulang ke sini (Bangka) komunikasi dengan kami baik, bagus tidak ada perubahan apa-apa, masih seperti Redho yang dulu," tambahnya.

Suwartono ingat masih bertukar cerita dengan Redho tentang pengalaman Redho berkuliah di Jogja beberapa waktu lalu. Sebagai pembina pramuka di SMA, ia pun kerap memberikan nasihat-nasihat kepada Redho yang kuliah jauh di rantau.

"Saat pulang dari kuliah sering berkunjung ke rumah dan bertukar cerita pengalaman di Jogja. Kita juga sering kasih masukan bagaimana bersikap dan berteman di sana (Jogja), kami tetap beri masukan dan motivasi serta nasihat agar bisa menjaga diri di tempat orang," tutupnya.

Sidik jari Redho dipastikan 99 persen identik dengan korban mutilasi di Sleman, Jogjakarta. Pihak keluarga pun telah melakukan tes DNA dengan difasilitasi Polda Bangka Belitung pada Selasa (18/7/2023) lalu. Hasilnya sudah dikirim ke Jogja dan diperkirakan sampai pada Kamis (20/7/2023).




(des/des)


Hide Ads